PENGESAHAN
Setelah diadakan koreksi
dan perbaikan seperlunya, maka laporan studi banding ke Bandung yang diadakan
tanggal 23 sampai 25 Maret 2012 dapat disyahkan sebagai persyaratan menempuh ujian akhir di MAN Sabdodadi Bantul.
Disyahkan
dan disetujui pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Madrasah Aliyah Negeri Sabdodadi Bantul.
Mengetahui,
Kepala
MAN Sabdodadi Bantul
(Drs. H. In Amullah,
MA)
NIP.196601191996031001
|
Guru Pembibing
(Sri Purwaningsih,S.Pd.)
NIP.
|
PERSEMBAHAN
Laporan ini kami persembahkan untuk :
1.
Kepala Madrasah Aliyah Negeri Sabdodadi
Bantul Bapak Drs. H. In Amullah, MA
2.
Guru pembibing dan pendamping khususnya Ibu Sri Purwaningsih,S.Pd.
3.
Bapak dan Ibu
Guru Madrasah Aliyah Negeri
Sabdodadi Bantul
4.
Orang tua saya yang telah mendukung
5.
Serta
teman-teman semua seangkatan
MOTTO
Doa
tanpa usaha adalah bohong, dan usaha tanpa doa adalah sombong Segala permulaan itu sulit tapi takut mencoba adalah awal dari kemunduran
© Berusaha
lah selagi kita masih bisa, jangan mudah mengeluh untuk menyongsong masa depan
yang cemerlang
© Jangan
dirimu menjadi putus asa karena kegagalan, karena
kegagalan merupaka suatu keberhasilan yang tertunda.
© Tiada
cita-cita yang akan berhasil dengan sendirinya, tanpa
usaha dan pengorbanan.
© Pastikan
langkahmu untuk mencapai masa depan, jangan
terhenti oleh suatu keadaan.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
wr. wb.
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat karunia serta
hidayat-Nya sehingga kami dapat melaksanakan Studi
Banding ke Bandung yang dilaksanakan pada tanggal 23 sampai 25 Maret 2011 dan
menulis laporan kunjungan ini.
Stadi Banding ke
Bandung dilaksanakan untuk menembah ilmu pengetahuan dan wawasan. Tentunya
dalam menyusun laporan ini tidak luput dari
bimbingan beberapa pihak yang terkait. Oleh sebab itu kami
bermaksud menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. In Amullah, MA selaku kepala sekolah MAN Sabdodadi Bantul
2. Ibu Sri Purwaningsih,S.Pd. selaku guru pembimbing dan pendamping
3. Orang tua kami yang telah mendukung kami baik secara moril maupun materil
4. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu
Kami merasa bahwa laporan ini tidak
luput dari kesalahan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan.Besar harapan kami, semoga laporan Studi Banding ke Bandung dapat bermanfaat
bagi para pembacanya.
Akhir
kata kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum
wr. wb.
Bantul, April 2012
Penyusun
Dinni Annisa
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
Pengesahan........................................................................................................................... i
Persembahan........................................................................................................................ ii
Motto.................................................................................................................................. iii
Kata
Pengantar................................................................................................................... iv
Daftar
Isi.............................................................................................................................. v
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang......................................................................................................... 1
- Tujuan...................................................................................................................... 1
- Manfaat.................................................................................................................... 2
- Objek
Wisata........................................................................................................... 2
BAB II
ANALISIS
A.
Sejarah Kota Bandung
B.
Studi ke Madrasah Aliyah Negeri 1
Bandung......................................................... 3
C. Museum Konferensi
Asia Afrika............................................................................. 5
D. Museum Geologi...................................................................................................... 9
E. Gunung Tangkuban Parahu.................................................................................... 16
BAB III
PERBANDINGAN
A.
Perbandingan......................................................................................................... 18
B. Keuntungan
berkunjung di Konferensi Asia Afrika.............................................. 18
C. Keuntungan
berkunjung di museum Geologi........................................................ 19
D. Keuntungan
berkunjung ke Tangkuban Perahu..................................................... 19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................... 20
B. Saran......................................................................................................................... 20
Daftar
Pustaka………………………………………………………………………....... 21
Daftar
Riwayat Hidup…………………………………………………........................... 21
Lampiran
Foto……........................................................................................................... 22
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan ini saya susun guna memenuhi persyaratan untuk mememnuhi ujian akhir Madrasah
Aliyah Negeri Sabdodai Bantul . Maka saya sengaja
menyajikan hasil kunjungan Studi banding
ke Bandung yang diadakan pada tanggal 23 sampai 25
Maret 2012 yang mengunjungi beberapa tempat seperti museum dan tempat wisata serta
MAN Model (MAN I Bandung).
Dalam penyusunan laporan studi
banding ke Bandung Jawa Barat saya mendapatkan
data dari brosur-brosur yang terdapat di dalam objek wisata serta mendapat penjelasan dari pemandu
wisata. Khusus untuk data tentang sekolah model (MAN I Bandung)
kami mendapat
data penjelasan langsung dari pihak MAN I Bandung yang bersangkutan.
B. Tujuan
Penulisan laporan studi banding ke Bandung Jawa Barat yang diadakan
pada tanggal 23 sampai 25 Maret 2012,mempunyai tuajuan :
1.
Tujuan Umum
Penulisan laporan ini guna untuk memenuhi syarat untuk mengikuti ujian akhir di
Madrasah Aliyah Negeri Sabdodadi Bantul
tahun ajaran 2011/2012.
2.
Tujuan Khusus
a)
Untuk mempraktekan ilmu yang telah di dapat selama belajar di Madrasah Aliayah Negeri Sabdodadi Bantul.
b)
Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang objek wisata yang
dikunjung.
c)
Melaporkan hasil kunjungan yang telah kami lakukan
C. Manfaat
1)
Agar pembaca dapat mengetahui informasi tentang objek yang
dikunjungi.
2)
Menanbah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.
D. Objek wisata
a)
Studi Banding ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung
b)
Museum Konferensi Asia Afrika
c)
Museum Geologi
d)
Gunung Takuban Prahu
BAB
II
ANALISIS
A. SEJARAH KOTA BANDUNG
Kota Bandung merupakan kota metropolitan
terbesar di Jawa
Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km
sebelah tenggara Jakarta.
Di kota yang bersejarah ini, berdiri sebuah perguruan
tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische
Hoogeschool, sekarang ITB) menjadi ajang pertempuran pada masa kemerdekaan,
serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955, suatu pertemuan
yang menyuarakan semangat anti kolonialisme,
bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal
Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya
Asia-Afrika.
Kota kembang merupakan
sebutan lain untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat
cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh disana. Selain
itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Kota Bandung juga dikenal
sebagai kota belanja, dengan mall
dan factory outlet yang banyak
tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi
kota wisata kuliner.
Dan pada tahun 2007, British
Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur.
Dan saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata
dan pendidikan.
Kota Bandung
dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan
sebuah mangkok raksasa, secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah
provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan
laut, dengan titik tertinggi berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050
meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah
dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung
dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai
Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah
selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian,
Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim hujan.
Keadaan
geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman
kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di
bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian
tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran
jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.
Semetara iklim
kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembap dan sejuk, dengan
suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari
hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.
Pemandangan jalanan di Bandung
(1908).
Kata
"Bandung" berasal dari kata bendung
atau bendungan karena
terbendungnya sungai
Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda
yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama
"Bandung" diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua
perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci
Tarum dalam mencari tempat kedudukan
kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Kota
Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini
menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga
atau danau. Legenda Sangkuriang merupakan legenda yang menceritakan
bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, lalu bagaimana pula keringnya
danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang ini. Air dari
danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir melalui sebuah
gua yang bernama Sangkyang Tikoro.
Daerah
terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang
pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi saat ini
sudah menjadi daerah perumahan untuk pemukiman.
Kota
Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan
tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan
prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai
hari jadi kota Bandung.
Kota
Bandung secara resmi mendapat status gemeente
(kota) dari Gubernur
Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1
April 1906 dengan luas wilayah waktu itu
sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi
luas wilayah saat ini.
Pada masa
perang kemerdekaan, pada 24
Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh
para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu.
Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung.
Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang
mengungsi ke daerah lain.
1) Studi Banding ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung.
Madrasah Aliayah Negeri 1 Bandung beralamatkan di Jalan H. Alpi
Cijerah Bandung Jawa Barat.
a)
Profil Sekolah.
Nama sekolah :
Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung
Alamat :
Jalan H. Alpi Cijerah Bandung
Luas tanah :
2,6 Hektar
No. Telp. :
022 6027957
Fax. :
022 6027957
Tahun berdiri :
1978 (PGA)
Alih fungsi menjadi MA
: 1989/19990
Status :
Negeri
NSM :
31.1.32.73.01.030
Jumlah guru :
79 Orang
Visi
dan Misi MAN I Bandung
Visi
Terwujudnya Madrasah yang Unggul dan Populis berdasarkan iman dan taqwa
Misi
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Mewujudkan semangat keunggulan secara intensif bagi seluruh komunitas madrasah.
Mengoptimalkan MAN 1 Bandung sebagai MAN Model dan Keterampilan dalam mengembangkan pendidikan di masyarakat sehingga menjadi madrasah yang populis dan menjadi kebanggaan umat Islam
Mewujudkan semangat keunggulan secara intensif bagi seluruh komunitas madrasah.
Mengoptimalkan MAN 1 Bandung sebagai MAN Model dan Keterampilan dalam mengembangkan pendidikan di masyarakat sehingga menjadi madrasah yang populis dan menjadi kebanggaan umat Islam
MAN I Bandung tercatat ada 20 lebih prestasi yang diraih siswa , antara lain juara tingkat Utama
SLTA se-DKI dan Jawa Barat lomba logika PBB, juara
I tropy Gubernur lomba menulis Esay Semusim Rampay Pusdai Jabar, juara I lomba nasyid tingat SLTA se Jawa Barat; juara I
Lomba Cerdas Cermat Dai antarpesantren atau Madrasah Aliyah se Jawa Barat, juara I lomba cerdas cermat se Kota Bandung; peserta
Olimpiade kimia, fisika, matematika dan juara III Olympiade Fisika antar SMA/MA
se Jawa Barat.
Dan yang masih baru adalah Mohammad
Ramdhan Mubarok, siswa kelas 12 IPA I menjuarai MTQ tingkat remaja se Jawa
Barat yang berlangsung di Depok belum lama ini. “Berkat kejuaraannya itu
maka Walikota Bandung tahun ini memberangkatkan haji Mohammad Ramdhan,”
tutur Aziz Muslim, Wakil Kepala Sekolah yang membidangi kesiswaan.
Melihat begitu banyak serta menonjol
prestasi Mansaba ini, maka tak salah jika Kepala Sekolah MAN I Bandung, Kosasih
Ismatullah, MPdi, ingin agar MAN I Bandung menjadi “icon” Jawa Barat. “Jadi
saya berkeinginan agar MAN I Bandung ini menjadi icon di Jawa Barat,” kata
Kosasih Ismatullah kepada tabloid Labbaik di ruang kerjanya, belum lama
ini.
Untuk menuju kearah itu – jika
dilihat dari prestasi sekolahnya – jalannya sudah tampak lapang. Makanya, pihak
sekolah kini terus melakukan peningkatan dalam pembelajaran dan pendidikan. Dia
mengungkapkan, dalam pendidikan itu ada input dan output. Keduanya saling
berkait. Output tergantung pada proses pmbelajaran, dan proses tergantung pada
inputnya.
Menurut Kosasih, dalam rangka
mencapai prestasi di sekolah, semua guru sepakat ingin menjadi yang terbaik.
Masalahnya adalah siapkah kerja keras untuk mencapai prestasi itu? Kalau
usahanya apa adanya hasilnya juga akan apa adanya. Tapi kalau prosesnya luar
biasa, komitmen penuh, maka prestasi itu akan dicapai.
“Oleh karena itu, dalam rangka
mencapai prestasi tersebut, harus punya niat, harus berkomitmen penuh agar
proses ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” ujar Kosasih yang baru tujuh
bulan menjadi Kepala MAN I Bandung ini.
Ini tentunya sumber daya manusia
(SDM) nya harus siap berdisiplin. Kosasih kemudian mencontohkan, kalau jam
masuk sekolah 6.45 WIB, sesuai dengan komitmen, 15 menit sebelum masuk harus
sudah ada di sekolah. Jadwal ini jangan hanya jadi simbolis saja.
Sebagai sekolah yang bercirikhas
agama, madrasah memiliki mata pelajaran lebih banyak daripada sekolah umum.
Karena itu waktu belajarpun memerlukan waktu cukup lama. Karena itu masuknya di
majukan supaya nanti pulang sekolahnya tidak terlalu sore. Inilah salah satu
konsekuensi masuk madrasah aliyah.
Sejumlah piala yang diperoleh MAN I Bandung
Sebagai bagian dari system
pendidkkan nasional, tujuan pendidikan Madrasah Aliyah juga meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Di Madrasah Aliyah seperti diungkapkan
Kepala MAN I ini, plusnya adalah pendidikan agama Islam.
Oleh karena itu, kurikulum MAN I
Bandung menggunakan kurikulum nasional yang dikeluarkan oleh Diknas (untuk mata
pelajaran umum) dan Kementerian Agama untuk mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Kemudian diperluas dengan muatan kurikulum, baik yang dikembangkan oleh
pemerintah provinsi dan kota atau yang dikembangkan oleh madrasah.
Kurikulum Diknas meliputi: PKn,
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Geografi,
Ekonomi, Sosiologi, Sejarah Pendidikan Jasmani/Olahrgara dan Kesehatan, Seni
Budaya, Teknologi, Informasi dan Komunikasi dan Keterampilan Bahasa Asing.
Sedangkan kurikulum Kementerian Agama, adalah Quran dan Hadits, Akidah Akhlak,
Fikih, SKI dan Bahasa Arab. Kurikulum muata lokal adalah bahasa Sunda dan
pendidikan lingkungan hidup (PLH). Sementara kurikulum khas MAN I Bandung
meliputi tilawah tahfidz Quran (TTQ) Dakwah, Khutbah dan pemeliharaan jenazah.
Siswa MAN I Bandung dalam sebuah diskusi
Makanya siswa-siswi MAN ini banyak
yang diterima di perguruan tinggi negeri, seperti ITB, IPB, UPI, Unpad, Poltek
Bandung, apalagi di UIN lebih banyak lagi. “Jadi sekali lagi, masuk Madrasah
Aliyah bukan lagi pilihan kedua, tetapi merupakan pilihan pertama. Buktinya
apa? Buktinya adalah masuk melalui tes seleksi dan banyak anak-anak yang tidak
diterima di MAN I Bandung,” tutur Kosasih yang mantan Kepsek MAN II Bogor.
Rintisan Madrasah Bertaraf
Internasional
Meski MAN I Bandung yang telah
memiliki segudang prestasi, namun pihaknya tak mau larut dalam kebanggaan atas
prestasi yang dicapainya. MAN I ini terus saja menggapai berbagai program
untuk mencapai yang terbaik. Makanya, sejak tahun ajaran 2008 MAN I Bandung ini
membuka program RMBI (Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional). Siswa
RMBI ini siswanya sudah ada yang kelas XII.
“Saya berharap nantinya semua kelas bisa jadi
RMBI. Sekarang baru ada dua kelas yaitu kelas XI dan XII. Tahun depan insya
Allah kita tambah satu kelas lagi,” terang Kosasih lagi. Dia Menerangkan, untuk
masuk RMBI ini nilai rata-rata harus diatas tujuh.
Di kelas RMBI pihak sekolah menyediakan
kelangkapan pembelajaran berupa LCD. Pihak sekolah sendiri sebenarnya ingin
setiap kelas dilengkapi dengan LCD. Baik kelar regular maupun kelas RMBI, namun
karena anggaran yang belum memungkinkan jadi baru kelas yang RMBI. “Saya
kepingin semua kelas disediakan LCD, tetapi karena belum mampu ya RMBI dulu,”
katanya.
Kepala Madrasah menyadari betul
bahwa sarana dan prasarana pembelajaran merupakan syarat mencapai kemajuan,
jadi omong kosong kalau sekolah ingin maju prasarananya tidak ada. Karena hal
ini merupakan sesuatu yang saling mempengaruhi.
Gedung MAN I
Bandung
Siswi MAN I Bandung
Sekarang ini, menurut Kosasih, MAN I
Bandung mempunyai alokasi anggaran Rp. 8,7 Milyar dalam setahun. Dari anggaran
itu yang paling tinggi adalah untuk penggajian guru, yang mencapai lima milyar
lebih.”Kalau yang ideal anggaran madrasah untuk pertahunnya ya 10 milyar,”
jawabnya saat ditanya berapa besar angka idealnya.
Selain memperoleh anggaran dari
Kementerian Agama dalam bentuk DIPA, MAN I Bandung ini juga mendapat BOS
(bantuan operasional sekolah) dari Pemerintah Kota Bandung.
Untuk tahun ajaran 2010 ini
memperoleh bantuan sebesar Rp. 124 juta sementara pada tahun 2009 hanya Rp. 110
juta. “BOS itu untuk membantu siswa miskin yang berjumlah 212 siswa,” tutur
Kosasih. (nm)
b)
Sarana dan Prasarana.
a.
Tanah dan Halaman
Tanah sepenuhnya adalah milik Negara. Luas areal seluruhnya 26.070 m2. Sekitar sekolah dikelilingi oleh pagar sepanjang 634m.
Tanah sepenuhnya adalah milik Negara. Luas areal seluruhnya 26.070 m2. Sekitar sekolah dikelilingi oleh pagar sepanjang 634m.
Keadaan Tanah MAN 1 Bandung
Status : Milik Negara
Luas Tanah : 26.070 m2
Luas Bangunan : 19.216 m2
Luas tanah jalan/taman/dl : 5.254 m2
Luas tanah kosong : 1.600 m2
Pagar
: 634 m
b. Gedung Sekolah
Bangunan sekolah pada umumnya pada kondisi baik. Jumlah ruang kelas untuk menunjang kegiatan belajar memadai.
b. Gedung Sekolah
Bangunan sekolah pada umumnya pada kondisi baik. Jumlah ruang kelas untuk menunjang kegiatan belajar memadai.
• Gedung
sekolah yang representatif dan lingkungan yang kondusif
• Aula/Gedung pertemuan /Olah raga Indoor
• Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) /Sanggar MGMP
• Masjid sebagai sarana pembinaan ibadah
• Asrama (kapasitas 60 orang)
• Ruang Kepala Madrasah
• Ruang Guru (4 ruang)
• Ruang Tata Usaha (2 ruang)
• Ruang Kelas (28 kelas)
• Ruang Multi Media
• Ruang Perpustakaan
• Ruang Laboratorium IPA (Fisika, Biologi, Kimia)
• Ruang Laboratorium Bahasa (2 Unit)
• Ruang Laboratorium Komputer
• Ruang UKS/Klinik Madrasah
• Ruang Osis
• Ruang Ekstrakurikuler
• Lapang Olah Raga (Basket, Voli, Tenis Meja, dan Bulutangkis Indoor)
• Kantin Sekolah
• Jaringan Internet
• Tempat Parkir yang luas
• Aula/Gedung pertemuan /Olah raga Indoor
• Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) /Sanggar MGMP
• Masjid sebagai sarana pembinaan ibadah
• Asrama (kapasitas 60 orang)
• Ruang Kepala Madrasah
• Ruang Guru (4 ruang)
• Ruang Tata Usaha (2 ruang)
• Ruang Kelas (28 kelas)
• Ruang Multi Media
• Ruang Perpustakaan
• Ruang Laboratorium IPA (Fisika, Biologi, Kimia)
• Ruang Laboratorium Bahasa (2 Unit)
• Ruang Laboratorium Komputer
• Ruang UKS/Klinik Madrasah
• Ruang Osis
• Ruang Ekstrakurikuler
• Lapang Olah Raga (Basket, Voli, Tenis Meja, dan Bulutangkis Indoor)
• Kantin Sekolah
• Jaringan Internet
• Tempat Parkir yang luas
2) Meseum Konferensi Asia afrika
Museum Konferensi Asia Afrika merupakan salah satu museum yang berada di kota Bandung. Terletak di Jl.Asia
Afrika No.65. Museum ini
merupakan memorabilia Konferensi Asia Afrika.
Museum ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan Gedung Merdeka. Secara keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama, yang pertama disebut Gedung Merdeka sebagai tempat sidang utama, sedangkan yang berada di samping Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika sebagai tempat memorabilia Konferensi Asia Afrika.
Latar belakang dibangunnya museum ini adalah adanya keinginan dari para pemimpin bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk mengetahui tentang Gedung Merdeka dan sekitarnya tempat Konferensi Asia Afrika berlangsung. Hal ini membuat Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M memiliki ide untuk membangun sebuah museum. Ide tersebut disampaikannya pada forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian museum ini diresmikan pada tanggal 24 April 1980 bertepatan dengan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.
Museum ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan Gedung Merdeka. Secara keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama, yang pertama disebut Gedung Merdeka sebagai tempat sidang utama, sedangkan yang berada di samping Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika sebagai tempat memorabilia Konferensi Asia Afrika.
Latar belakang dibangunnya museum ini adalah adanya keinginan dari para pemimpin bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk mengetahui tentang Gedung Merdeka dan sekitarnya tempat Konferensi Asia Afrika berlangsung. Hal ini membuat Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M memiliki ide untuk membangun sebuah museum. Ide tersebut disampaikannya pada forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian museum ini diresmikan pada tanggal 24 April 1980 bertepatan dengan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.
Jl. Asia Afrika No. 65
Bandung - 40111
Jawa Barat, Indonesia
Bandung - 40111
Jawa Barat, Indonesia
Telepon : +62 22 4233564 /
42
fax : +62 22 4233564
e-mail : -
website : www.mkaa.or.id
info : info@mkaa.or.id
Fasilitas:
Benda-Benda KAA
Foto KAA sebelum dan sesudah peringatan KAA
Dasa Sila Bandung
Ulas Pers
Patung tokoh-tokoh KAA
Ruang pameran tetap
Ruang aula
Audio visual
Perpustakaan
Deskripsi :
fax : +62 22 4233564
e-mail : -
website : www.mkaa.or.id
info : info@mkaa.or.id
Fasilitas:
Benda-Benda KAA
Foto KAA sebelum dan sesudah peringatan KAA
Dasa Sila Bandung
Ulas Pers
Patung tokoh-tokoh KAA
Ruang pameran tetap
Ruang aula
Audio visual
Perpustakaan
Deskripsi :
Gedung yang terletak di
jalan Asia Afrika ini didirikan oleh seorang arsitek Belanda yang bernama Van
Galenlast dan C.O. Wolf Shoomaker. Gedung ini menjadi sangat terkenal sejak
diadakannya Konferensi Asia Afrika tahun 1955, kemudian Konferensi Mahasiswa
Asia Afrika tahun 1956 dan Konferensi Islam Asia Afrika yang menyimpan
naskah-naskah dan peniggalan-peniggalan Asia Afrika yang terkenal. Gedung ini
dibuka untuk umum setiap harikerja dan mudah dicapai dengan menggunakan bus
kota jurusan Cicaheum-Cibeureum, Museum yang menampilkan koleksi foto-foto dan
barang-barang tiga dimensi yang berhubungan dengan Konferensi Asia Afrika 1955.
Sejarah Gedung
Pada saat itu bangunan ini bernama SOCITEIT CONCORDIA dipergunakan sebagai tempat rekreasi oleh sekelompok masyarakat Belanda yang berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya. Mereka adalah para pegawai perkebunan, perwira, pembesar, pengusaha, dan kalangan lain yang cukup kaya. Pada hari libur, terutama malam hari, gedung ini dipenuhi oleh mereka untuk menonton pertunjukan kesenian, makan malam.
Pada saat itu bangunan ini bernama SOCITEIT CONCORDIA dipergunakan sebagai tempat rekreasi oleh sekelompok masyarakat Belanda yang berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya. Mereka adalah para pegawai perkebunan, perwira, pembesar, pengusaha, dan kalangan lain yang cukup kaya. Pada hari libur, terutama malam hari, gedung ini dipenuhi oleh mereka untuk menonton pertunjukan kesenian, makan malam.
Pada masa pendudukan
Jepang gedung ini dinamakan Dai Toa Kaman dengan fungsinya sebagai pusat
kebudayaan.
Pada masa proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 gedung ini digunakan sebagai
markas pemuda Indonesia guna menghadapi tentara Jepang yang pada waktu itu
enggan menyerahkan kekuasaannya kepada Indonesia.
Setelah pemerintahan
Indonesia mulai terbentuk (1946 - 1950) yang ditandai oleh adanya pemerintahan
Haminte Bandung, Negara Pasundan, dan Recomba Jawa Barat, Gedung Concordia
dipergunakan lagi sebagai gedung pertemuan umum. disini biasa diselenggarakan
pertunjukan kesenian, pesta, restoran, dan pertemuan umum lainnya.
Dengan keputusan
pemerintah Republik Indonesia (1954) yang menetapkan Kota Bandung sebagai
tempat Konferensi Asia Afrika, maka Gedung Concordia terpilih sebagai tempat
konferensi tersebut. Pada saat itu Gedung Concordia adalah gedung tempat
pertemuan yang paling besar dan paling megah di Kota Bandung . Dan lokasi nya
pun sangat strategis di tengah-tengah Kota Bandung serta dan dekat dengan hotel
terbaik di kota ini, yaitu Hotel Savoy Homann dan Hotel Preanger.
Dan mulai awal tahun
1955 Gedung ini dipugar dan disesuaikan kebutuhannya sebagai tempat konferensi
bertaraf International, dan pembangunannya ditangani oleh Jawatan Pekerjaan
Umum Propinsi Jawa Barat yang dimpimpin oleh Ir. R. Srigati Santoso, dan
pelaksana pemugarannya adalah : 1) Biro Ksatria, di bawah pimpinan R. Machdar
Prawiradilaga 2) PT. Alico, di bawah pimpinan M.J. Ali 3) PT. AIA, di bawah
pimpinan R.M. Madyono.
Setelah terbentuk
Konstituante Republik Indonesia sebagai hasil pemilihan umum tahun 1955, Gedung
Merdeka dijadikan sebagai Gedung Konstituante. Karena Konstituante dipandang
gagal dalam melaksanakan tugas utamanya, yaitu menetapkan dasar negara dan
undang-undang dasar negara, maka Konstituante itu dibubarkan oleh Dekrit
Presiden tanggal 5 Juli 1959. Selanjutnya, Gedung Merdeka dijadikan tempat
kegiatan Badan Perancang Nasional dan kemudian menjadi Gedung Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) yang terbentuk tahun 1960. Meskipun
fungsi Gedung Merdeka berubah-ubah dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan
yang dialami dalam perjuangan mempertahankan, menata, dan mengisi kemerdekaan
Republik Indonesia , nama Gedung Merdeka tetap terpancang pada bagian muka
gedung tersebut.
Pada tahun 1965 di
Gedung Merdeka dilangsungkan Konferensi Islam Asia Afrika. Pada tahun 1971
kegiatan MPRS di Gedung Merdeka seluruhnya dialihkan ke Jakarta . Setelah
meletus pemberontakan G30S/ PKI, Gedung Merdeka dikuasai oleh instansi militer
dan sebagian dari gedung tersebut dijadikan sebagai tempat tahanan politik
G30S/ PKI. Pada bulan Juli 1966, pemeliharaan Gedung Merdeka diserahkan oleh
pemerintah pusat kepada Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat, yang
selanjutnya oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat diserahkan
lagi pelaksanaannya kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Bandung. Tiga
tahun kemudian, tanggal 6 Juli 1968, pimpinan MPRS di Jakarta mengubah surat
keputusan mengenai Gedung Merdeka (bekas Gedung MPRS) dengan ketentuan bahwa
yang diserahkan adalah bangunan induknya, sedangkan bangunan-bangunan lainnya
yang terletak di bagian belakang Gedung Merdeka masih tetap menjadi tanggung
jawab MPRS.
Pada Maret 1980 Gedung
ini kembali dipercayakan menjadi tempat peringatan Konferensi Asia Afrika yang
ke-25 dan pada Puncak peringatannya diresmikan Museum Konferensi Asia Afrika
oleh Soeharto Presiden Republik Indonesia – 2.
3) Museum Geologi.
Museum Geologi terletak di Jalan Diponegoro 57,
Bandung 40122,
Museum
Geologi, Jawa Barat
Tel: +62-22-720-3822
Facsimile: +62-22-721-3934
Museum Geologi didirikan pada tanggal 16
Mei 1928. Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan
International Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan
diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23
Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah, museum berada di bawah
perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum ini,
tersimpan dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah, seperti fosil,
batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia
sejak 1850.
Visi dan Misi Museum Geologi
VISI: Terwujudnya sumber informasi
geologi (dokumentasi koleksi - warisan geologi Indonesia) yang profesional
untuk masyarakat
MISI:
• Memperagakan &
mengkomunikasikan koleksi museum
• Menyediakan informasi
& materi edukasi geologi
• Mendokumentasikan
& mengkonservasi koleksi museum
• Melakukan penelitian koleksi
& pengembangan museum
• Melakukan pameran
museum & geologi
• Melakukan penyuluhan
& sosialisasi geologi
• Melakukan kerjasama
dengan instansi & sekolah
• Melakukan pengelolaan
museum secara profesional
• Memberikan pelayanan
jasa permuseuman
Sejarah museum Geologi
Masa penjajahan Belanda
Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat
dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang
dimulai sejak pertengahan abad ke-17 oleh ahli geologi dari Eropa. Setelah di
Eropa terjadi revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, mereka sangat
membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri. Pemerintah Belanda
sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Dengan
jalan itu diharapkan perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang.
Maka dibentuklah Dienst van het Mijnwezen pada
tahun 1850. Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst van den Mijnbouw pada
tahun 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi dan sumberdaya
mineral. Hasil penyelidikan yang berupa contoh-contoh batuan, mineral, fosil ,
laporan dan peta memerlukan tempat untuk penganalisaan dan penyimpanan,
sehingga pada tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt
Straat Bandung. Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch
Laboratorium yang kemudian juga disebut Geologisch
Museum. Gedung Geologisch Laboratorium
dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir.
Menalda van Schouwenburg, dan dibangun selama 11 bulan dengan
300 pekerja dan menghabiskan dana 400 Gulden, mulai pertengahan tahun 1928
sampai diresmikannya pada tanggal 16 Mei 1929. Peresmian tersebut bertepatan
dengan penyelenggaraan Konggres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific
Science Congress) di Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929.
Masa penjajahan Jepang
Sebagai akibat dari
kekalahan pasukan Belanda dari pasukan Jepang pada perang dunia II, keberadaan
Dienst van den Mijnbouw berakhir. Letjen. H. Ter Poorten (Panglima
Tentara Sekutu di Hindia Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial Belanda
menyerahkan kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura
(Panglima Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan itu dilakukan di
Kalijati, Subang. Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch
Laboratorium berpindah kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO
dan setahun kemudian berganti nama CHISHITSU CHOSACHO.
Pada masa pendudukan
Jepang, pasukan Jepang mendidik dan melatih para pemuda Indonesia untuk
menjadi: PETA (Pembela Tanah Air) dan HEIHO (pasukan pembantu bala tentara
Jepang pada Perang Dunia II). Laporan hasil kegiatan di masa itu tidak banyak
yang ditemukan, karena banyak dokumen (termasuk laporan hasil penyelidikan)
yang dibumihanguskan tatkala pasukan Jepang mengalami kekalahan di mana-mana
pada awal tahun 1945.
Masa Kemerdekaan
Setelah Indonesia
merdeka pada Tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi berada dibawah Pusat
Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19 September
1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh
Netherlands Indiës Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia (mendarat di
Tanjungpriuk, Jakarta). Di Bandung mereka berusaha menguasai kembali kantor
PDTG yang sudah dikuasai oleh para pegawai Indonesia. Tekanan yang dilancarkan
oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No.
8 Bandung pada tanggal 12 Desember 1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya
terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam
rangka berjuang mempertahankan kantor PDTG . Pada waktu itu, Tentara Republik
Indonesia Divisi III Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya
diambil dari PDTG.
Setelah kantor di
Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda pun di tempat
itu mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst. Di mana-mana
terjadi pertempuran, maka sejak Desember 1945 sampai dengan Desember 1949,
selama 4 tahun kantor PDTG terlunta-lunta pindah dari satu tempat ke tempat
lain. Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen - dokumen hasil
penelitian geologi sehingga harus berpindah pindah tempat dari Bandung –
Tasikmalaya - Solo – Magelang - Yogyakarta, baru pada Th 1950 kembali ke
Bandung.
Dalam usaha
menyelamatkan dokumen - dokumen tersebut, pada tanggal 7 mei 1949, Kepala PUSAT
JAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI, Arie Frederik Lasut, diculik dan
dibunuh tentara belanda dan gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem
Yogyakarta.
Sekembalinya ke
Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari pemerintah RI, terbukti
pada tahun 1960 Museum Geologi dikunjung oleh Presiden pertama RI , Ir.
Soekarno. Pengelolaan Museum Geologi yang tadinya dibawah PUSAT
DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG) berganti nama menjadi: Djawatan
Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan Geologi (1952-1956),
Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat
Geologi (1963-1978), Pusat
Ruangan di Museum Geologi
Lantai I
Terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang
orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur. Ruang
Orientasi berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang
menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi, bilik pelayanan
informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan penelitian.
Sementara, Ruang Sayap Barat, dikenal sebagai
Ruang Geologi Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan
informasi tentang :
- Hipotesis
terjadinya bumi di dalam sistem tata surya.
- Tatanan
tektonik regional yang membentuk geologi Indonesia; diujudkan dalam bentuk
maket model gerakan lempeng-lempeng kulit bumi aktif
- Keadaan
geologi sumatera,Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara serta Irian Jaya
- Fosil
fosil serta sejarah manusia menurut evolusi Darwin juga terdapat di sini
Selain maket dan panel-panel informasi,
masing-masing bilik di ruangan ini juga memamerkan beragam jenis batuan (beku,
sedimen, malihan) dan sumber daya mineral yang ada di setiap daerah. Dunia batuan
dan mineral menempati bilik di sebelah baratnya, yang memamerkan beragam jenis
batuan, mineral dan susunan kristalografi dalam bentuk panel dan peraga asli.
Masih di dalam ruangan yang sama, dipamerkan kegiatan penelitian geologi
Indonesia termasuk jenis-jenis peralatan/perlengkapan lapangan, sarana pemetaan
dan penelitian serta hasil akhir kegiatan seperti peta (geolologi, geofisika,
gunung api, geomorfologi, seismotektonik dan segalanya) dan publikasi-publikasi
sebagai sarana pemasyarakan data dan informasi geologi Indonesia. Ujung ruang
sayap barat adalah ruang kegunung apian, yang mempertunjukkan keadaan beberapa
gunungapi aktif di Indonesia seperti : Tangkuban Perahu, Krakatau,
Galunggung, Merapi dan Batu. Selain panel-panel informasi ruangan ini dilengkapi
dengan maket kompleks Gunungapi Bromo-Kelut-Semeru. Beberapa contoh batuan
hasil kegiatan gunung api tertata dalam lemari kaca.
Ruang Sayap Timur Ruangan yang mengambarkan
sejarah pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dari primitif hingga modern,
yang mendiami planet bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan.
Panel-panel gambar yang menghiasi dinding ruangan diawali dengan informasi
tentang keadaan bumi yang terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, dimana
makhluk hidup yang paling primitiv pun belum ditemukan. Beberapa miliar tahun
sesudahnya, disaat bumi sudah mulai tenang, lingkungannya mendukung
perkembangan beberapa jenis tumbuhan bersel-tunggal, yang keberadaan terekam
dalam bentuk fosil Reptilia bertulang-belakang berukuran besar yang hidup
menguasai Masa Mesozoikum Tengah hingga Akhir (210-65 juta tahun lalu)
diperagakan dalam bentuk replika fosil Tyrannosaurus Rex Osborn (Jenis kadal
buas pemakan daging) yang panjangnya mencapai 19 m, tinggi 6,5 m dan berat 8
ton. Kehidupan awal di bumi yang dimulai sekitar 3 miliar tahun lalu
selanjutnya berkembang dan berevolusi hingga sekarang. Jejak evolusi mamalia
yang hidup pada zaman TERSIER (6,5-1,7
juta tahun lalu) dan Kuarter (1,7 juta tahun lalu hingga sekarang) di Indonesia
terekam baik melalui fosil-fosil binatang menyusui (gajah, badak, kerbau, kuda
nil) dan hominid yang ditemukan pada lapisan tanah di beberapa tempat khususnya
di Pulau Jawa.
Kumpulan fosil tengkorak manusia-purba yang
ditemukan di Indonesia (Homo erectus P. VIII) dan di beberapa tempat lainnya di
dunia terkoleksi dalam bentuk replikanya. Begitu pula dengan artefak yang
dipergunkan, yang mencirikan perkembangan kebudayaan-purba dari waktu ke waktu.
Penampang stratigrafi sedimen Kuarter daerah Sangiran (Solo, Jawa Tengah),
Trinil dan Mojokerto (Jawa Timur) yang sangat berarti dalam pengungkap sejarah
dan evolusi manusia-purba diperagakan dalam bentuk panel dan maket.
Sejarah pembentukan Danau Bandung yang
melegenda itu ditampilkan dalam bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular dan
ikan yang ditemukan pada lapisan tanah bekas Danau Bandung serta artefak
diperagakan dalam bentuk aslinya. Artefak yang terkumpul dari beberapa tempat
di pinggiran Danau Bandung menunjukkan bahwa sekitar 6000 tahun lalu danau
tersebut pernah dihuni oleh manusia prasejarah. Informasi lengkap tentang fosil
dan sisa-sisa kehidupan masa lalu ditempatkan pada bilik tersendiri di Ruang
Sejarah Kehidupan. Informasi yang disampaikan diantaranya adalah proses
pembentukan fosil, termasuk batubara dan minyak bumi, selain keadaan
lingkungan-purba.
Lantai II
Terbagi menjadi 3
ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan ruang timur
Ruang barat (dipakai
oleh staf museum)
Sementara ruang tengah
dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal sebagai
ruang geologi untuk kehidupan manusia.
Ruang Tengah Berisi
maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengan
Irian Jaya. Tambang terbuka Gransberg yang mempunyai cadangan sekitar 1,186
miliar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3
gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang bawahtanah aktif di
sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5 miliar ton. Bekas Tambang
Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg yang ditutup pada tahun
1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat dimanfaatkan serta
dikembangkan menjadi objek geowisata yang menarik. Beberapa contoh batuan asal
Irian Jaya (Papua) tertata dan terpamer dalam lemari kaca di sekitar maket.
Miniatur menara pemboran minyak dan gas bumi juga diperagakan di sini.
Ruang Timur Terbagi
menjadi 7 ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan informasi tentang aspek
positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di
Indonesia.
- Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau
batu bagi manusia, serta panel gambar sebaran sumberdaya mineral di
Indonesia.
- Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
sumberdaya mineral
- Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan
sehari-hari, baik secara tradisional maupun modern.
- Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral
dan energi
- Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi
(aspek negatif) seperti tanah longksor, letusas gunungapi dan sebagainya.
- Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama
berkaitan dengan gejala kegunungapian.
- Ruang 7 menjelaskan tentang sumberdaya air dan pemanfaatannya, juga
pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya tersebut.
4) Gunung Tangkuban Prahu.
Gunung
Tangkuban Parahu atau Gunung
Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota
Bandung, dengan rimbun
pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu
mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang
berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan
kebanyakan adalah lava dan
sulfur,
mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang,
mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang.
Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata
hariannya adalah 17oC pada siang hari dan 2 oC pada malam
hari.Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan
Dipterokarp Atas, hutan
Montane, dan Hutan
Ericaceous atau hutan gunung.
Legenda
rakyat
Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api
aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat
Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda
tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda gunung berapi ini adalah munculnya
gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung nya di antaranya adalah
di kasawan Ciater, Subang.
Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang
berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori
keberadaan sebuah telaga (kawah) besar yang kini merupakan kawasan Bandung.
Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan
ketinggian kurang lebih 709 m di atas permukaan laut merupakan sisa dari
letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan
Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif.
Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung
Krakatau di Selat Sunda dan
kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika.
Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu
diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung sunda purba
terhadap peristiwa pada saat itu.
BAB III
PERBANDINGAN
a.
Perbandingan
Perbandingan Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung dan Madrasah Aliyah Negeri
Sabdodadi Bantul.
Dari segi Akademik MAN 1 Bandung lebih unggul karena mereka jam efektif senin
sampai jum’at masuk jam 06.45 sampai 05.00 bahkan bila ada kelas tambahan
sampai malam.Untuk hari sabtu dipakai untuk kelas kerampilan dan ada asrama
yang memuat hingga 60 sisiwa.Penjurusan di MAN 1 Bandung mempunyai 4 jurusan
IPA, IPS, Bahasa, dan Agama.Dan hampir untuk semua pelajaran menggunakan Bahasa
Inggris dan Guru Bahasa Inggris langsung dari California.
Dari segi sarana memeng tidak jauh berbeda MAN 1 Bandung dan MAN Sabodadi
Bantul hanya saja tinggal bagaimana siswa memanfaatkan sarana tersebut untuk
menunjang kegiatan belajar siswa.
Dari segi prestasi MAN 1 Bandung sudah mencapai tingkatan Internasional
seperti pertukaran pelajar pelajar ke Swiss dan beberapa perlombaan tingkat
Nasional.
Dari segi life skill ,MAN 1
Bandung sudah lebih unggul dari MAN Sabdodadi Bantul karena dari sejak awal
masuk MAN 1 Bandung akan di benakan yang akan kuliah dengan yang akan
kerja.Yang ingin berkuliah meraka akan diberi pembelajaran lebih guna
memyiapkan merka untuk bersekolah sedangkan yang ingin bekerja mereka mendapat
keterampilan yang lebih seperti Tata busana,Teknologi Informasi Jaringan dan Las.
b.
Keuntungan berkunjung di Konferensi Asia Afrika
Kita dapat mengetahui tentang proses konferensi asia afrika yang diadakaan
di Bandung guna memerdekakan negara yang masih terjajah.Didalam gedung Asia
Afrika terdapat bendera para peserta konferensi asia afrika dan sejarah
runtutan peristiwa konferensi asia afrika.
c.
Keuntungan berkunjung di museum Geologi
Kita akan memgetahuai tentang fosil manusia purba (homo erectus),fosil
hewan purba (gajah purba stegodon trigonocephalus) dan replika fosil dinosaurus
karnivora terbesar dan terganas, Tyrannosaurus rex. Dan kita dapat mengetahui
kapan dan bagaimana bumi kita terbentuk,sejarah kehidupan dari masa ke
masa,fenomena Geologi indonesia serta hubungan geologi dengan kehidupan
manusia.
d.
Keuntungan berkunjung ke Tangkuban Prahu
Berkunjung ke tangkuban Prahu selain kaita menikmati pemandangan dan hawa
gunung yang indah kita juga dapat melihan kawah-kawah gunung tangkuban prahu
yang masih aktif dan mengeluarkan bau belerang yang menyengat.Selin itu kita
dapat menambah rasa syukur pada Allah SWT yang telah menciptakan alam sangat
menajubkan.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN :
Dari kegiatan studi banding ke bandung diperoleh hasil bahwa sekolah kita
masih belum memenuhi
keadaan sempurna maka dari itu setelah diadakannya studi banding dengan MAN I
Bandung semoga sekolah kita dapat mencontoh agar bisa menjadi lebih baik dan
juga dapat memenuhi visi dan misi serta agar dapat bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain, dan kunjungan kita ke obyek wisata
seperti, Museum Geologi, Konfresi Asia Afrika, Gunung Tangkuban Perahu, dapat kita
contoh kebersihan dari obyek wisata disana.
Daftar Pustaka:
·
Hasil pemikiran mandiri
RIWAYAT PENULIS :
Nama : Dinni
Annisa
Tempat/ tanggal lahir : Bantul, 10
Juni 1995
Agama : Islam
Pendidikan :
-
TK Kartini
-
SD Sabdodadi Keyongan
-
SMP Negeri 1 Bantul
-
MAN Sabdodadi
Cita-cita : Menjadi seorang dokter
Hobi : Membaca buku,
mendengarkan radio, bermain internet
Motto :
Menjadi anak yang patuh terhadap kedua orang tua dan juga sukses dunia akhirat,
amin. Yang lain ada maunya saya apa adanya.
LAMPIRAN :
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan ini saya susun guna memenuhi persyaratan untuk mememnuhi ujian akhir Madrasah
Aliyah Negeri Sabdodai Bantul . Maka saya sengaja
menyajikan hasil kunjungan Studi banding
ke Bandung yang diadakan pada tanggal 23 sampai 25
Maret 2012 yang mengunjungi beberapa tempat seperti museum dan tempat wisata serta
MAN Model (MAN I Bandung).
Dalam penyusunan laporan studi
banding ke Bandung Jawa Barat saya mendapatkan
data dari brosur-brosur yang terdapat di dalam objek wisata serta mendapat penjelasan dari pemandu
wisata. Khusus untuk data tentang sekolah model (MAN I Bandung)
kami mendapat
data penjelasan langsung dari pihak MAN I Bandung yang bersangkutan.
B. Tujuan
Penulisan laporan studi banding ke Bandung Jawa Barat yang diadakan
pada tanggal 23 sampai 25 Maret 2012,mempunyai tuajuan :
1.
Tujuan Umum
Penulisan laporan ini guna untuk memenuhi syarat untuk mengikuti ujian akhir di
Madrasah Aliyah Negeri Sabdodadi Bantul
tahun ajaran 2011/2012.
2.
Tujuan Khusus
a)
Untuk mempraktekan ilmu yang telah di dapat selama belajar di Madrasah Aliayah Negeri Sabdodadi Bantul.
b)
Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang objek wisata yang
dikunjung.
c)
Melaporkan hasil kunjungan yang telah kami lakukan
C. Manfaat
1)
Agar pembaca dapat mengetahui informasi tentang objek yang
dikunjungi.
2)
Menanbah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.
D. Objek wisata
a)
Studi Banding ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung
b)
Museum Konferensi Asia Afrika
c)
Museum Geologi
d)
Gunung Takuban Prahu
BAB
II
ANALISIS
A. SEJARAH KOTA BANDUNG
Kota Bandung merupakan kota metropolitan
terbesar di Jawa
Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km
sebelah tenggara Jakarta.
Di kota yang bersejarah ini, berdiri sebuah perguruan
tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische
Hoogeschool, sekarang ITB) menjadi ajang pertempuran pada masa kemerdekaan,
serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955, suatu pertemuan
yang menyuarakan semangat anti kolonialisme,
bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal
Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya
Asia-Afrika.
Kota kembang merupakan
sebutan lain untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat
cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh disana. Selain
itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Kota Bandung juga dikenal
sebagai kota belanja, dengan mall
dan factory outlet yang banyak
tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi
kota wisata kuliner.
Dan pada tahun 2007, British
Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur.
Dan saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata
dan pendidikan.
Kota Bandung
dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan
sebuah mangkok raksasa, secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah
provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan
laut, dengan titik tertinggi berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050
meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah
dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung
dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai
Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah
selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian,
Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim hujan.
Keadaan
geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman
kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di
bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian
tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran
jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.
Semetara iklim
kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembap dan sejuk, dengan
suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari
hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.
Pemandangan jalanan di Bandung
(1908).
Kata
"Bandung" berasal dari kata bendung
atau bendungan karena
terbendungnya sungai
Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda
yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama
"Bandung" diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua
perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci
Tarum dalam mencari tempat kedudukan
kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Kota
Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini
menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga
atau danau. Legenda Sangkuriang merupakan legenda yang menceritakan
bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, lalu bagaimana pula keringnya
danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang ini. Air dari
danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir melalui sebuah
gua yang bernama Sangkyang Tikoro.
Daerah
terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang
pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi saat ini
sudah menjadi daerah perumahan untuk pemukiman.
Kota
Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan
tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan
prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai
hari jadi kota Bandung.
Kota
Bandung secara resmi mendapat status gemeente
(kota) dari Gubernur
Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1
April 1906 dengan luas wilayah waktu itu
sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi
luas wilayah saat ini.
Pada masa
perang kemerdekaan, pada 24
Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh
para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu.
Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung.
Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang
mengungsi ke daerah lain.
1) Studi Banding ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung.
Madrasah Aliayah Negeri 1 Bandung beralamatkan di Jalan H. Alpi
Cijerah Bandung Jawa Barat.
a)
Profil Sekolah.
Nama sekolah :
Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung
Alamat :
Jalan H. Alpi Cijerah Bandung
Luas tanah :
2,6 Hektar
No. Telp. :
022 6027957
Fax. :
022 6027957
Tahun berdiri :
1978 (PGA)
Alih fungsi menjadi MA
: 1989/19990
Status :
Negeri
NSM :
31.1.32.73.01.030
Jumlah guru :
79 Orang
Visi
dan Misi MAN I Bandung
Visi
Terwujudnya Madrasah yang Unggul dan Populis berdasarkan iman dan taqwa
Misi
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Mewujudkan semangat keunggulan secara intensif bagi seluruh komunitas madrasah.
Mengoptimalkan MAN 1 Bandung sebagai MAN Model dan Keterampilan dalam mengembangkan pendidikan di masyarakat sehingga menjadi madrasah yang populis dan menjadi kebanggaan umat Islam
Mewujudkan semangat keunggulan secara intensif bagi seluruh komunitas madrasah.
Mengoptimalkan MAN 1 Bandung sebagai MAN Model dan Keterampilan dalam mengembangkan pendidikan di masyarakat sehingga menjadi madrasah yang populis dan menjadi kebanggaan umat Islam
MAN I Bandung tercatat ada 20 lebih prestasi yang diraih siswa , antara lain juara tingkat Utama
SLTA se-DKI dan Jawa Barat lomba logika PBB, juara
I tropy Gubernur lomba menulis Esay Semusim Rampay Pusdai Jabar, juara I lomba nasyid tingat SLTA se Jawa Barat; juara I
Lomba Cerdas Cermat Dai antarpesantren atau Madrasah Aliyah se Jawa Barat, juara I lomba cerdas cermat se Kota Bandung; peserta
Olimpiade kimia, fisika, matematika dan juara III Olympiade Fisika antar SMA/MA
se Jawa Barat.
Dan yang masih baru adalah Mohammad
Ramdhan Mubarok, siswa kelas 12 IPA I menjuarai MTQ tingkat remaja se Jawa
Barat yang berlangsung di Depok belum lama ini. “Berkat kejuaraannya itu
maka Walikota Bandung tahun ini memberangkatkan haji Mohammad Ramdhan,”
tutur Aziz Muslim, Wakil Kepala Sekolah yang membidangi kesiswaan.
Melihat begitu banyak serta menonjol
prestasi Mansaba ini, maka tak salah jika Kepala Sekolah MAN I Bandung, Kosasih
Ismatullah, MPdi, ingin agar MAN I Bandung menjadi “icon” Jawa Barat. “Jadi
saya berkeinginan agar MAN I Bandung ini menjadi icon di Jawa Barat,” kata
Kosasih Ismatullah kepada tabloid Labbaik di ruang kerjanya, belum lama
ini.
Untuk menuju kearah itu – jika
dilihat dari prestasi sekolahnya – jalannya sudah tampak lapang. Makanya, pihak
sekolah kini terus melakukan peningkatan dalam pembelajaran dan pendidikan. Dia
mengungkapkan, dalam pendidikan itu ada input dan output. Keduanya saling
berkait. Output tergantung pada proses pmbelajaran, dan proses tergantung pada
inputnya.
Menurut Kosasih, dalam rangka
mencapai prestasi di sekolah, semua guru sepakat ingin menjadi yang terbaik.
Masalahnya adalah siapkah kerja keras untuk mencapai prestasi itu? Kalau
usahanya apa adanya hasilnya juga akan apa adanya. Tapi kalau prosesnya luar
biasa, komitmen penuh, maka prestasi itu akan dicapai.
“Oleh karena itu, dalam rangka
mencapai prestasi tersebut, harus punya niat, harus berkomitmen penuh agar
proses ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” ujar Kosasih yang baru tujuh
bulan menjadi Kepala MAN I Bandung ini.
Ini tentunya sumber daya manusia
(SDM) nya harus siap berdisiplin. Kosasih kemudian mencontohkan, kalau jam
masuk sekolah 6.45 WIB, sesuai dengan komitmen, 15 menit sebelum masuk harus
sudah ada di sekolah. Jadwal ini jangan hanya jadi simbolis saja.
Sebagai sekolah yang bercirikhas
agama, madrasah memiliki mata pelajaran lebih banyak daripada sekolah umum.
Karena itu waktu belajarpun memerlukan waktu cukup lama. Karena itu masuknya di
majukan supaya nanti pulang sekolahnya tidak terlalu sore. Inilah salah satu
konsekuensi masuk madrasah aliyah.
Sejumlah piala yang diperoleh MAN I Bandung
Sebagai bagian dari system
pendidkkan nasional, tujuan pendidikan Madrasah Aliyah juga meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Di Madrasah Aliyah seperti diungkapkan
Kepala MAN I ini, plusnya adalah pendidikan agama Islam.
Oleh karena itu, kurikulum MAN I
Bandung menggunakan kurikulum nasional yang dikeluarkan oleh Diknas (untuk mata
pelajaran umum) dan Kementerian Agama untuk mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Kemudian diperluas dengan muatan kurikulum, baik yang dikembangkan oleh
pemerintah provinsi dan kota atau yang dikembangkan oleh madrasah.
Kurikulum Diknas meliputi: PKn,
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Geografi,
Ekonomi, Sosiologi, Sejarah Pendidikan Jasmani/Olahrgara dan Kesehatan, Seni
Budaya, Teknologi, Informasi dan Komunikasi dan Keterampilan Bahasa Asing.
Sedangkan kurikulum Kementerian Agama, adalah Quran dan Hadits, Akidah Akhlak,
Fikih, SKI dan Bahasa Arab. Kurikulum muata lokal adalah bahasa Sunda dan
pendidikan lingkungan hidup (PLH). Sementara kurikulum khas MAN I Bandung
meliputi tilawah tahfidz Quran (TTQ) Dakwah, Khutbah dan pemeliharaan jenazah.
Siswa MAN I Bandung dalam sebuah diskusi
Makanya siswa-siswi MAN ini banyak
yang diterima di perguruan tinggi negeri, seperti ITB, IPB, UPI, Unpad, Poltek
Bandung, apalagi di UIN lebih banyak lagi. “Jadi sekali lagi, masuk Madrasah
Aliyah bukan lagi pilihan kedua, tetapi merupakan pilihan pertama. Buktinya
apa? Buktinya adalah masuk melalui tes seleksi dan banyak anak-anak yang tidak
diterima di MAN I Bandung,” tutur Kosasih yang mantan Kepsek MAN II Bogor.
Rintisan Madrasah Bertaraf
Internasional
Meski MAN I Bandung yang telah
memiliki segudang prestasi, namun pihaknya tak mau larut dalam kebanggaan atas
prestasi yang dicapainya. MAN I ini terus saja menggapai berbagai program
untuk mencapai yang terbaik. Makanya, sejak tahun ajaran 2008 MAN I Bandung ini
membuka program RMBI (Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional). Siswa
RMBI ini siswanya sudah ada yang kelas XII.
“Saya berharap nantinya semua kelas bisa jadi
RMBI. Sekarang baru ada dua kelas yaitu kelas XI dan XII. Tahun depan insya
Allah kita tambah satu kelas lagi,” terang Kosasih lagi. Dia Menerangkan, untuk
masuk RMBI ini nilai rata-rata harus diatas tujuh.
Di kelas RMBI pihak sekolah menyediakan
kelangkapan pembelajaran berupa LCD. Pihak sekolah sendiri sebenarnya ingin
setiap kelas dilengkapi dengan LCD. Baik kelar regular maupun kelas RMBI, namun
karena anggaran yang belum memungkinkan jadi baru kelas yang RMBI. “Saya
kepingin semua kelas disediakan LCD, tetapi karena belum mampu ya RMBI dulu,”
katanya.
Kepala Madrasah menyadari betul
bahwa sarana dan prasarana pembelajaran merupakan syarat mencapai kemajuan,
jadi omong kosong kalau sekolah ingin maju prasarananya tidak ada. Karena hal
ini merupakan sesuatu yang saling mempengaruhi.
Gedung MAN I
Bandung
Siswi MAN I Bandung
Sekarang ini, menurut Kosasih, MAN I
Bandung mempunyai alokasi anggaran Rp. 8,7 Milyar dalam setahun. Dari anggaran
itu yang paling tinggi adalah untuk penggajian guru, yang mencapai lima milyar
lebih.”Kalau yang ideal anggaran madrasah untuk pertahunnya ya 10 milyar,”
jawabnya saat ditanya berapa besar angka idealnya.
Selain memperoleh anggaran dari
Kementerian Agama dalam bentuk DIPA, MAN I Bandung ini juga mendapat BOS
(bantuan operasional sekolah) dari Pemerintah Kota Bandung.
Untuk tahun ajaran 2010 ini
memperoleh bantuan sebesar Rp. 124 juta sementara pada tahun 2009 hanya Rp. 110
juta. “BOS itu untuk membantu siswa miskin yang berjumlah 212 siswa,” tutur
Kosasih. (nm)
b)
Sarana dan Prasarana.
a.
Tanah dan Halaman
Tanah sepenuhnya adalah milik Negara. Luas areal seluruhnya 26.070 m2. Sekitar sekolah dikelilingi oleh pagar sepanjang 634m.
Tanah sepenuhnya adalah milik Negara. Luas areal seluruhnya 26.070 m2. Sekitar sekolah dikelilingi oleh pagar sepanjang 634m.
Keadaan Tanah MAN 1 Bandung
Status : Milik Negara
Luas Tanah : 26.070 m2
Luas Bangunan : 19.216 m2
Luas tanah jalan/taman/dl : 5.254 m2
Luas tanah kosong : 1.600 m2
Pagar
: 634 m
b. Gedung Sekolah
Bangunan sekolah pada umumnya pada kondisi baik. Jumlah ruang kelas untuk menunjang kegiatan belajar memadai.
b. Gedung Sekolah
Bangunan sekolah pada umumnya pada kondisi baik. Jumlah ruang kelas untuk menunjang kegiatan belajar memadai.
• Gedung
sekolah yang representatif dan lingkungan yang kondusif
• Aula/Gedung pertemuan /Olah raga Indoor
• Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) /Sanggar MGMP
• Masjid sebagai sarana pembinaan ibadah
• Asrama (kapasitas 60 orang)
• Ruang Kepala Madrasah
• Ruang Guru (4 ruang)
• Ruang Tata Usaha (2 ruang)
• Ruang Kelas (28 kelas)
• Ruang Multi Media
• Ruang Perpustakaan
• Ruang Laboratorium IPA (Fisika, Biologi, Kimia)
• Ruang Laboratorium Bahasa (2 Unit)
• Ruang Laboratorium Komputer
• Ruang UKS/Klinik Madrasah
• Ruang Osis
• Ruang Ekstrakurikuler
• Lapang Olah Raga (Basket, Voli, Tenis Meja, dan Bulutangkis Indoor)
• Kantin Sekolah
• Jaringan Internet
• Tempat Parkir yang luas
• Aula/Gedung pertemuan /Olah raga Indoor
• Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) /Sanggar MGMP
• Masjid sebagai sarana pembinaan ibadah
• Asrama (kapasitas 60 orang)
• Ruang Kepala Madrasah
• Ruang Guru (4 ruang)
• Ruang Tata Usaha (2 ruang)
• Ruang Kelas (28 kelas)
• Ruang Multi Media
• Ruang Perpustakaan
• Ruang Laboratorium IPA (Fisika, Biologi, Kimia)
• Ruang Laboratorium Bahasa (2 Unit)
• Ruang Laboratorium Komputer
• Ruang UKS/Klinik Madrasah
• Ruang Osis
• Ruang Ekstrakurikuler
• Lapang Olah Raga (Basket, Voli, Tenis Meja, dan Bulutangkis Indoor)
• Kantin Sekolah
• Jaringan Internet
• Tempat Parkir yang luas
2) Meseum Konferensi Asia afrika
Museum Konferensi Asia Afrika merupakan salah satu museum yang berada di kota Bandung. Terletak di Jl.Asia
Afrika No.65. Museum ini
merupakan memorabilia Konferensi Asia Afrika.
Museum ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan Gedung Merdeka. Secara keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama, yang pertama disebut Gedung Merdeka sebagai tempat sidang utama, sedangkan yang berada di samping Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika sebagai tempat memorabilia Konferensi Asia Afrika.
Latar belakang dibangunnya museum ini adalah adanya keinginan dari para pemimpin bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk mengetahui tentang Gedung Merdeka dan sekitarnya tempat Konferensi Asia Afrika berlangsung. Hal ini membuat Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M memiliki ide untuk membangun sebuah museum. Ide tersebut disampaikannya pada forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian museum ini diresmikan pada tanggal 24 April 1980 bertepatan dengan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.
Museum ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan Gedung Merdeka. Secara keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama, yang pertama disebut Gedung Merdeka sebagai tempat sidang utama, sedangkan yang berada di samping Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika sebagai tempat memorabilia Konferensi Asia Afrika.
Latar belakang dibangunnya museum ini adalah adanya keinginan dari para pemimpin bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk mengetahui tentang Gedung Merdeka dan sekitarnya tempat Konferensi Asia Afrika berlangsung. Hal ini membuat Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M memiliki ide untuk membangun sebuah museum. Ide tersebut disampaikannya pada forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian museum ini diresmikan pada tanggal 24 April 1980 bertepatan dengan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.
Jl. Asia Afrika No. 65
Bandung - 40111
Jawa Barat, Indonesia
Bandung - 40111
Jawa Barat, Indonesia
Telepon : +62 22 4233564 /
42
fax : +62 22 4233564
e-mail : -
website : www.mkaa.or.id
info : info@mkaa.or.id
Fasilitas:
Benda-Benda KAA
Foto KAA sebelum dan sesudah peringatan KAA
Dasa Sila Bandung
Ulas Pers
Patung tokoh-tokoh KAA
Ruang pameran tetap
Ruang aula
Audio visual
Perpustakaan
Deskripsi :
fax : +62 22 4233564
e-mail : -
website : www.mkaa.or.id
info : info@mkaa.or.id
Fasilitas:
Benda-Benda KAA
Foto KAA sebelum dan sesudah peringatan KAA
Dasa Sila Bandung
Ulas Pers
Patung tokoh-tokoh KAA
Ruang pameran tetap
Ruang aula
Audio visual
Perpustakaan
Deskripsi :
Gedung yang terletak di
jalan Asia Afrika ini didirikan oleh seorang arsitek Belanda yang bernama Van
Galenlast dan C.O. Wolf Shoomaker. Gedung ini menjadi sangat terkenal sejak
diadakannya Konferensi Asia Afrika tahun 1955, kemudian Konferensi Mahasiswa
Asia Afrika tahun 1956 dan Konferensi Islam Asia Afrika yang menyimpan
naskah-naskah dan peniggalan-peniggalan Asia Afrika yang terkenal. Gedung ini
dibuka untuk umum setiap harikerja dan mudah dicapai dengan menggunakan bus
kota jurusan Cicaheum-Cibeureum, Museum yang menampilkan koleksi foto-foto dan
barang-barang tiga dimensi yang berhubungan dengan Konferensi Asia Afrika 1955.
Sejarah Gedung
Pada saat itu bangunan ini bernama SOCITEIT CONCORDIA dipergunakan sebagai tempat rekreasi oleh sekelompok masyarakat Belanda yang berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya. Mereka adalah para pegawai perkebunan, perwira, pembesar, pengusaha, dan kalangan lain yang cukup kaya. Pada hari libur, terutama malam hari, gedung ini dipenuhi oleh mereka untuk menonton pertunjukan kesenian, makan malam.
Pada saat itu bangunan ini bernama SOCITEIT CONCORDIA dipergunakan sebagai tempat rekreasi oleh sekelompok masyarakat Belanda yang berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya. Mereka adalah para pegawai perkebunan, perwira, pembesar, pengusaha, dan kalangan lain yang cukup kaya. Pada hari libur, terutama malam hari, gedung ini dipenuhi oleh mereka untuk menonton pertunjukan kesenian, makan malam.
Pada masa pendudukan
Jepang gedung ini dinamakan Dai Toa Kaman dengan fungsinya sebagai pusat
kebudayaan.
Pada masa proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 gedung ini digunakan sebagai
markas pemuda Indonesia guna menghadapi tentara Jepang yang pada waktu itu
enggan menyerahkan kekuasaannya kepada Indonesia.
Setelah pemerintahan
Indonesia mulai terbentuk (1946 - 1950) yang ditandai oleh adanya pemerintahan
Haminte Bandung, Negara Pasundan, dan Recomba Jawa Barat, Gedung Concordia
dipergunakan lagi sebagai gedung pertemuan umum. disini biasa diselenggarakan
pertunjukan kesenian, pesta, restoran, dan pertemuan umum lainnya.
Dengan keputusan
pemerintah Republik Indonesia (1954) yang menetapkan Kota Bandung sebagai
tempat Konferensi Asia Afrika, maka Gedung Concordia terpilih sebagai tempat
konferensi tersebut. Pada saat itu Gedung Concordia adalah gedung tempat
pertemuan yang paling besar dan paling megah di Kota Bandung . Dan lokasi nya
pun sangat strategis di tengah-tengah Kota Bandung serta dan dekat dengan hotel
terbaik di kota ini, yaitu Hotel Savoy Homann dan Hotel Preanger.
Dan mulai awal tahun
1955 Gedung ini dipugar dan disesuaikan kebutuhannya sebagai tempat konferensi
bertaraf International, dan pembangunannya ditangani oleh Jawatan Pekerjaan
Umum Propinsi Jawa Barat yang dimpimpin oleh Ir. R. Srigati Santoso, dan
pelaksana pemugarannya adalah : 1) Biro Ksatria, di bawah pimpinan R. Machdar
Prawiradilaga 2) PT. Alico, di bawah pimpinan M.J. Ali 3) PT. AIA, di bawah
pimpinan R.M. Madyono.
Setelah terbentuk
Konstituante Republik Indonesia sebagai hasil pemilihan umum tahun 1955, Gedung
Merdeka dijadikan sebagai Gedung Konstituante. Karena Konstituante dipandang
gagal dalam melaksanakan tugas utamanya, yaitu menetapkan dasar negara dan
undang-undang dasar negara, maka Konstituante itu dibubarkan oleh Dekrit
Presiden tanggal 5 Juli 1959. Selanjutnya, Gedung Merdeka dijadikan tempat
kegiatan Badan Perancang Nasional dan kemudian menjadi Gedung Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) yang terbentuk tahun 1960. Meskipun
fungsi Gedung Merdeka berubah-ubah dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan
yang dialami dalam perjuangan mempertahankan, menata, dan mengisi kemerdekaan
Republik Indonesia , nama Gedung Merdeka tetap terpancang pada bagian muka
gedung tersebut.
Pada tahun 1965 di
Gedung Merdeka dilangsungkan Konferensi Islam Asia Afrika. Pada tahun 1971
kegiatan MPRS di Gedung Merdeka seluruhnya dialihkan ke Jakarta . Setelah
meletus pemberontakan G30S/ PKI, Gedung Merdeka dikuasai oleh instansi militer
dan sebagian dari gedung tersebut dijadikan sebagai tempat tahanan politik
G30S/ PKI. Pada bulan Juli 1966, pemeliharaan Gedung Merdeka diserahkan oleh
pemerintah pusat kepada Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat, yang
selanjutnya oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat diserahkan
lagi pelaksanaannya kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Bandung. Tiga
tahun kemudian, tanggal 6 Juli 1968, pimpinan MPRS di Jakarta mengubah surat
keputusan mengenai Gedung Merdeka (bekas Gedung MPRS) dengan ketentuan bahwa
yang diserahkan adalah bangunan induknya, sedangkan bangunan-bangunan lainnya
yang terletak di bagian belakang Gedung Merdeka masih tetap menjadi tanggung
jawab MPRS.
Pada Maret 1980 Gedung
ini kembali dipercayakan menjadi tempat peringatan Konferensi Asia Afrika yang
ke-25 dan pada Puncak peringatannya diresmikan Museum Konferensi Asia Afrika
oleh Soeharto Presiden Republik Indonesia – 2.
3) Museum Geologi.
Museum Geologi terletak di Jalan Diponegoro 57,
Bandung 40122,
Museum
Geologi, Jawa Barat
Tel: +62-22-720-3822
Facsimile: +62-22-721-3934
Museum Geologi didirikan pada tanggal 16
Mei 1928. Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan
International Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan
diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23
Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah, museum berada di bawah
perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum ini,
tersimpan dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah, seperti fosil,
batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia
sejak 1850.
Visi dan Misi Museum Geologi
VISI: Terwujudnya sumber informasi
geologi (dokumentasi koleksi - warisan geologi Indonesia) yang profesional
untuk masyarakat
MISI:
• Memperagakan &
mengkomunikasikan koleksi museum
• Menyediakan informasi
& materi edukasi geologi
• Mendokumentasikan
& mengkonservasi koleksi museum
• Melakukan penelitian koleksi
& pengembangan museum
• Melakukan pameran
museum & geologi
• Melakukan penyuluhan
& sosialisasi geologi
• Melakukan kerjasama
dengan instansi & sekolah
• Melakukan pengelolaan
museum secara profesional
• Memberikan pelayanan
jasa permuseuman
Sejarah museum Geologi
Masa penjajahan Belanda
Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat
dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang
dimulai sejak pertengahan abad ke-17 oleh ahli geologi dari Eropa. Setelah di
Eropa terjadi revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, mereka sangat
membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri. Pemerintah Belanda
sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Dengan
jalan itu diharapkan perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang.
Maka dibentuklah Dienst van het Mijnwezen pada
tahun 1850. Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst van den Mijnbouw pada
tahun 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi dan sumberdaya
mineral. Hasil penyelidikan yang berupa contoh-contoh batuan, mineral, fosil ,
laporan dan peta memerlukan tempat untuk penganalisaan dan penyimpanan,
sehingga pada tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt
Straat Bandung. Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch
Laboratorium yang kemudian juga disebut Geologisch
Museum. Gedung Geologisch Laboratorium
dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir.
Menalda van Schouwenburg, dan dibangun selama 11 bulan dengan
300 pekerja dan menghabiskan dana 400 Gulden, mulai pertengahan tahun 1928
sampai diresmikannya pada tanggal 16 Mei 1929. Peresmian tersebut bertepatan
dengan penyelenggaraan Konggres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific
Science Congress) di Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929.
Masa penjajahan Jepang
Sebagai akibat dari
kekalahan pasukan Belanda dari pasukan Jepang pada perang dunia II, keberadaan
Dienst van den Mijnbouw berakhir. Letjen. H. Ter Poorten (Panglima
Tentara Sekutu di Hindia Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial Belanda
menyerahkan kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura
(Panglima Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan itu dilakukan di
Kalijati, Subang. Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch
Laboratorium berpindah kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO
dan setahun kemudian berganti nama CHISHITSU CHOSACHO.
Pada masa pendudukan
Jepang, pasukan Jepang mendidik dan melatih para pemuda Indonesia untuk
menjadi: PETA (Pembela Tanah Air) dan HEIHO (pasukan pembantu bala tentara
Jepang pada Perang Dunia II). Laporan hasil kegiatan di masa itu tidak banyak
yang ditemukan, karena banyak dokumen (termasuk laporan hasil penyelidikan)
yang dibumihanguskan tatkala pasukan Jepang mengalami kekalahan di mana-mana
pada awal tahun 1945.
Masa Kemerdekaan
Setelah Indonesia
merdeka pada Tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi berada dibawah Pusat
Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19 September
1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh
Netherlands Indiës Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia (mendarat di
Tanjungpriuk, Jakarta). Di Bandung mereka berusaha menguasai kembali kantor
PDTG yang sudah dikuasai oleh para pegawai Indonesia. Tekanan yang dilancarkan
oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No.
8 Bandung pada tanggal 12 Desember 1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya
terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam
rangka berjuang mempertahankan kantor PDTG . Pada waktu itu, Tentara Republik
Indonesia Divisi III Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya
diambil dari PDTG.
Setelah kantor di
Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda pun di tempat
itu mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst. Di mana-mana
terjadi pertempuran, maka sejak Desember 1945 sampai dengan Desember 1949,
selama 4 tahun kantor PDTG terlunta-lunta pindah dari satu tempat ke tempat
lain. Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen - dokumen hasil
penelitian geologi sehingga harus berpindah pindah tempat dari Bandung –
Tasikmalaya - Solo – Magelang - Yogyakarta, baru pada Th 1950 kembali ke
Bandung.
Dalam usaha
menyelamatkan dokumen - dokumen tersebut, pada tanggal 7 mei 1949, Kepala PUSAT
JAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI, Arie Frederik Lasut, diculik dan
dibunuh tentara belanda dan gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem
Yogyakarta.
Sekembalinya ke
Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari pemerintah RI, terbukti
pada tahun 1960 Museum Geologi dikunjung oleh Presiden pertama RI , Ir.
Soekarno. Pengelolaan Museum Geologi yang tadinya dibawah PUSAT
DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG) berganti nama menjadi: Djawatan
Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan Geologi (1952-1956),
Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat
Geologi (1963-1978), Pusat
Ruangan di Museum Geologi
Lantai I
Terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang
orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur. Ruang
Orientasi berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang
menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi, bilik pelayanan
informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan penelitian.
Sementara, Ruang Sayap Barat, dikenal sebagai
Ruang Geologi Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan
informasi tentang :
- Hipotesis
terjadinya bumi di dalam sistem tata surya.
- Tatanan
tektonik regional yang membentuk geologi Indonesia; diujudkan dalam bentuk
maket model gerakan lempeng-lempeng kulit bumi aktif
- Keadaan
geologi sumatera,Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara serta Irian Jaya
- Fosil
fosil serta sejarah manusia menurut evolusi Darwin juga terdapat di sini
Selain maket dan panel-panel informasi,
masing-masing bilik di ruangan ini juga memamerkan beragam jenis batuan (beku,
sedimen, malihan) dan sumber daya mineral yang ada di setiap daerah. Dunia batuan
dan mineral menempati bilik di sebelah baratnya, yang memamerkan beragam jenis
batuan, mineral dan susunan kristalografi dalam bentuk panel dan peraga asli.
Masih di dalam ruangan yang sama, dipamerkan kegiatan penelitian geologi
Indonesia termasuk jenis-jenis peralatan/perlengkapan lapangan, sarana pemetaan
dan penelitian serta hasil akhir kegiatan seperti peta (geolologi, geofisika,
gunung api, geomorfologi, seismotektonik dan segalanya) dan publikasi-publikasi
sebagai sarana pemasyarakan data dan informasi geologi Indonesia. Ujung ruang
sayap barat adalah ruang kegunung apian, yang mempertunjukkan keadaan beberapa
gunungapi aktif di Indonesia seperti : Tangkuban Perahu, Krakatau,
Galunggung, Merapi dan Batu. Selain panel-panel informasi ruangan ini dilengkapi
dengan maket kompleks Gunungapi Bromo-Kelut-Semeru. Beberapa contoh batuan
hasil kegiatan gunung api tertata dalam lemari kaca.
Ruang Sayap Timur Ruangan yang mengambarkan
sejarah pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dari primitif hingga modern,
yang mendiami planet bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan.
Panel-panel gambar yang menghiasi dinding ruangan diawali dengan informasi
tentang keadaan bumi yang terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, dimana
makhluk hidup yang paling primitiv pun belum ditemukan. Beberapa miliar tahun
sesudahnya, disaat bumi sudah mulai tenang, lingkungannya mendukung
perkembangan beberapa jenis tumbuhan bersel-tunggal, yang keberadaan terekam
dalam bentuk fosil Reptilia bertulang-belakang berukuran besar yang hidup
menguasai Masa Mesozoikum Tengah hingga Akhir (210-65 juta tahun lalu)
diperagakan dalam bentuk replika fosil Tyrannosaurus Rex Osborn (Jenis kadal
buas pemakan daging) yang panjangnya mencapai 19 m, tinggi 6,5 m dan berat 8
ton. Kehidupan awal di bumi yang dimulai sekitar 3 miliar tahun lalu
selanjutnya berkembang dan berevolusi hingga sekarang. Jejak evolusi mamalia
yang hidup pada zaman TERSIER (6,5-1,7
juta tahun lalu) dan Kuarter (1,7 juta tahun lalu hingga sekarang) di Indonesia
terekam baik melalui fosil-fosil binatang menyusui (gajah, badak, kerbau, kuda
nil) dan hominid yang ditemukan pada lapisan tanah di beberapa tempat khususnya
di Pulau Jawa.
Kumpulan fosil tengkorak manusia-purba yang
ditemukan di Indonesia (Homo erectus P. VIII) dan di beberapa tempat lainnya di
dunia terkoleksi dalam bentuk replikanya. Begitu pula dengan artefak yang
dipergunkan, yang mencirikan perkembangan kebudayaan-purba dari waktu ke waktu.
Penampang stratigrafi sedimen Kuarter daerah Sangiran (Solo, Jawa Tengah),
Trinil dan Mojokerto (Jawa Timur) yang sangat berarti dalam pengungkap sejarah
dan evolusi manusia-purba diperagakan dalam bentuk panel dan maket.
Sejarah pembentukan Danau Bandung yang
melegenda itu ditampilkan dalam bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular dan
ikan yang ditemukan pada lapisan tanah bekas Danau Bandung serta artefak
diperagakan dalam bentuk aslinya. Artefak yang terkumpul dari beberapa tempat
di pinggiran Danau Bandung menunjukkan bahwa sekitar 6000 tahun lalu danau
tersebut pernah dihuni oleh manusia prasejarah. Informasi lengkap tentang fosil
dan sisa-sisa kehidupan masa lalu ditempatkan pada bilik tersendiri di Ruang
Sejarah Kehidupan. Informasi yang disampaikan diantaranya adalah proses
pembentukan fosil, termasuk batubara dan minyak bumi, selain keadaan
lingkungan-purba.
Lantai II
Terbagi menjadi 3
ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan ruang timur
Ruang barat (dipakai
oleh staf museum)
Sementara ruang tengah
dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal sebagai
ruang geologi untuk kehidupan manusia.
Ruang Tengah Berisi
maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengan
Irian Jaya. Tambang terbuka Gransberg yang mempunyai cadangan sekitar 1,186
miliar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3
gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang bawahtanah aktif di
sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5 miliar ton. Bekas Tambang
Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg yang ditutup pada tahun
1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat dimanfaatkan serta
dikembangkan menjadi objek geowisata yang menarik. Beberapa contoh batuan asal
Irian Jaya (Papua) tertata dan terpamer dalam lemari kaca di sekitar maket.
Miniatur menara pemboran minyak dan gas bumi juga diperagakan di sini.
Ruang Timur Terbagi
menjadi 7 ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan informasi tentang aspek
positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di
Indonesia.
- Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau
batu bagi manusia, serta panel gambar sebaran sumberdaya mineral di
Indonesia.
- Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
sumberdaya mineral
- Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan
sehari-hari, baik secara tradisional maupun modern.
- Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral
dan energi
- Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi
(aspek negatif) seperti tanah longksor, letusas gunungapi dan sebagainya.
- Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama
berkaitan dengan gejala kegunungapian.
- Ruang 7 menjelaskan tentang sumberdaya air dan pemanfaatannya, juga
pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya tersebut.
4) Gunung Tangkuban Prahu.
Gunung
Tangkuban Parahu atau Gunung
Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota
Bandung, dengan rimbun
pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu
mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang
berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan
kebanyakan adalah lava dan
sulfur,
mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang,
mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang.
Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata
hariannya adalah 17oC pada siang hari dan 2 oC pada malam
hari.Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan
Dipterokarp Atas, hutan
Montane, dan Hutan
Ericaceous atau hutan gunung.
Legenda
rakyat
Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api
aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat
Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda
tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda gunung berapi ini adalah munculnya
gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung nya di antaranya adalah
di kasawan Ciater, Subang.
Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang
berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori
keberadaan sebuah telaga (kawah) besar yang kini merupakan kawasan Bandung.
Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan
ketinggian kurang lebih 709 m di atas permukaan laut merupakan sisa dari
letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan
Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif.
Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung
Krakatau di Selat Sunda dan
kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika.
Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu
diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung sunda purba
terhadap peristiwa pada saat itu.
BAB III
PERBANDINGAN
a.
Perbandingan
Perbandingan Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung dan Madrasah Aliyah Negeri
Sabdodadi Bantul.
Dari segi Akademik MAN 1 Bandung lebih unggul karena mereka jam efektif senin
sampai jum’at masuk jam 06.45 sampai 05.00 bahkan bila ada kelas tambahan
sampai malam.Untuk hari sabtu dipakai untuk kelas kerampilan dan ada asrama
yang memuat hingga 60 sisiwa.Penjurusan di MAN 1 Bandung mempunyai 4 jurusan
IPA, IPS, Bahasa, dan Agama.Dan hampir untuk semua pelajaran menggunakan Bahasa
Inggris dan Guru Bahasa Inggris langsung dari California.
Dari segi sarana memeng tidak jauh berbeda MAN 1 Bandung dan MAN Sabodadi
Bantul hanya saja tinggal bagaimana siswa memanfaatkan sarana tersebut untuk
menunjang kegiatan belajar siswa.
Dari segi prestasi MAN 1 Bandung sudah mencapai tingkatan Internasional
seperti pertukaran pelajar pelajar ke Swiss dan beberapa perlombaan tingkat
Nasional.
Dari segi life skill ,MAN 1
Bandung sudah lebih unggul dari MAN Sabdodadi Bantul karena dari sejak awal
masuk MAN 1 Bandung akan di benakan yang akan kuliah dengan yang akan
kerja.Yang ingin berkuliah meraka akan diberi pembelajaran lebih guna
memyiapkan merka untuk bersekolah sedangkan yang ingin bekerja mereka mendapat
keterampilan yang lebih seperti Tata busana,Teknologi Informasi Jaringan dan Las.
b.
Keuntungan berkunjung di Konferensi Asia Afrika
Kita dapat mengetahui tentang proses konferensi asia afrika yang diadakaan
di Bandung guna memerdekakan negara yang masih terjajah.Didalam gedung Asia
Afrika terdapat bendera para peserta konferensi asia afrika dan sejarah
runtutan peristiwa konferensi asia afrika.
c.
Keuntungan berkunjung di museum Geologi
Kita akan memgetahuai tentang fosil manusia purba (homo erectus),fosil
hewan purba (gajah purba stegodon trigonocephalus) dan replika fosil dinosaurus
karnivora terbesar dan terganas, Tyrannosaurus rex. Dan kita dapat mengetahui
kapan dan bagaimana bumi kita terbentuk,sejarah kehidupan dari masa ke
masa,fenomena Geologi indonesia serta hubungan geologi dengan kehidupan
manusia.
d.
Keuntungan berkunjung ke Tangkuban Prahu
Berkunjung ke tangkuban Prahu selain kaita menikmati pemandangan dan hawa
gunung yang indah kita juga dapat melihan kawah-kawah gunung tangkuban prahu
yang masih aktif dan mengeluarkan bau belerang yang menyengat.Selin itu kita
dapat menambah rasa syukur pada Allah SWT yang telah menciptakan alam sangat
menajubkan.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN :
Dari kegiatan studi banding ke bandung diperoleh hasil bahwa sekolah kita
masih belum memenuhi
keadaan sempurna maka dari itu setelah diadakannya studi banding dengan MAN I
Bandung semoga sekolah kita dapat mencontoh agar bisa menjadi lebih baik dan
juga dapat memenuhi visi dan misi serta agar dapat bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain, dan kunjungan kita ke obyek wisata
seperti, Museum Geologi, Konfresi Asia Afrika, Gunung Tangkuban Perahu, dapat kita
contoh kebersihan dari obyek wisata disana.
Daftar Pustaka:
·
Hasil pemikiran mandiri
RIWAYAT PENULIS :
Nama : Dinni
Annisa
Tempat/ tanggal lahir : Bantul, 10
Juni 1995
Agama : Islam
Pendidikan :
-
TK Kartini
-
SD Sabdodadi Keyongan
-
SMP Negeri 1 Bantul
-
MAN Sabdodadi
Cita-cita : Menjadi seorang dokter
Hobi : Membaca buku,
mendengarkan radio, bermain internet
Motto :
Menjadi anak yang patuh terhadap kedua orang tua dan juga sukses dunia akhirat,
amin. Yang lain ada maunya saya apa adanya.
LAMPIRAN :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar