Halaman

Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 03 Juli 2013

LAPORAN STUDY TOUR BANDUNG

PENGESAHAN

            Setelah diadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka laporan studi banding ke Bandung yang diadakan tanggal 23 sampai 25 Maret 2012 dapat disyahkan sebagai persyaratan  menempuh ujian akhir di MAN Sabdodadi Bantul.


Disyahkan dan disetujui pada :
Hari                 :
Tanggal           :
Tempat            :   Madrasah Aliyah Negeri Sabdodadi Bantul.



Mengetahui,
       Kepala MAN Sabdodadi Bantul




(Drs. H. In Amullah, MA)
NIP.196601191996031001
Guru Pembibing




(Sri Purwaningsih,S.Pd.)
NIP.


PERSEMBAHAN

Laporan  ini kami persembahkan untuk :

1.     Kepala Madrasah Aliyah Negeri Sabdodadi Bantul Bapak Drs. H. In Amullah, MA
2.     Guru pembibing dan pendamping khususnya Ibu Sri Purwaningsih,S.Pd.
3.     Bapak dan Ibu Guru Madrasah Aliyah Negeri Sabdodadi  Bantul
4.     Orang tua saya yang telah mendukung
5.     Serta teman-teman semua seangkatan










MOTTO
Doa tanpa usaha adalah bohong, dan usaha tanpa doa adalah sombong Segala permulaan itu sulit tapi takut mencoba adalah awal dari kemunduran

©     Berusaha lah selagi kita masih bisa, jangan mudah mengeluh untuk menyongsong masa depan yang cemerlang
©     Jangan dirimu menjadi putus asa karena kegagalan, karena kegagalan merupaka suatu keberhasilan yang tertunda.
©     Tiada cita-cita yang akan berhasil dengan sendirinya, tanpa usaha dan pengorbanan.
©     Pastikan langkahmu untuk mencapai masa depan, jangan terhenti oleh suatu keadaan.








KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat karunia serta hidayat-Nya sehingga kami dapat melaksanakan Studi Banding ke Bandung yang dilaksanakan pada tanggal 23 sampai 25 Maret 2011 dan menulis laporan kunjungan ini.
Stadi Banding ke Bandung dilaksanakan untuk menembah ilmu pengetahuan dan wawasan. Tentunya dalam menyusun laporan ini tidak luput dari bimbingan beberapa pihak yang terkait. Oleh sebab itu kami bermaksud menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. H. In Amullah, MA selaku kepala sekolah MAN Sabdodadi Bantul
2.
Ibu Sri Purwaningsih,S.Pd. selaku guru pembimbing dan pendamping
3. Orang tua kami yang telah mendukung kami baik secara moril maupun materil
4. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu

Kami merasa bahwa laporan ini tidak luput dari kesalahan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.Besar harapan kami, semoga laporan Studi Banding ke Bandung dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr. wb.
Bantul,  April 2012

Penyusun
Dinni Annisa
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
Pengesahan........................................................................................................................... i
Persembahan........................................................................................................................ ii
Motto.................................................................................................................................. iii
Kata Pengantar................................................................................................................... iv
Daftar Isi.............................................................................................................................. v
BAB I   PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang......................................................................................................... 1
  2. Tujuan...................................................................................................................... 1
  3. Manfaat.................................................................................................................... 2
  4. Objek Wisata........................................................................................................... 2

BAB II   ANALISIS
A.  Sejarah Kota Bandung
B.  Studi ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung......................................................... 3
C.  Museum Konferensi Asia Afrika............................................................................. 5
D.  Museum Geologi...................................................................................................... 9
E.   Gunung Tangkuban Parahu.................................................................................... 16

BAB III   PERBANDINGAN
A.  Perbandingan......................................................................................................... 18
B.  Keuntungan berkunjung di Konferensi Asia Afrika.............................................. 18
C.  Keuntungan berkunjung di museum Geologi........................................................ 19
D.  Keuntungan berkunjung ke Tangkuban Perahu..................................................... 19

BAB IV   PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................................... 20
B.     Saran......................................................................................................................... 20

Daftar Pustaka………………………………………………………………………....... 21
Daftar Riwayat Hidup…………………………………………………........................... 21

Lampiran Foto……........................................................................................................... 22

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar  Belakang
Laporan ini saya susun guna memenuhi persyaratan untuk mememnuhi ujian akhir Madrasah Aliyah Negeri Sabdodai Bantul . Maka saya sengaja menyajikan hasil kunjungan Studi  banding ke Bandung yang diadakan pada tanggal 23 sampai 25 Maret 2012 yang mengunjungi beberapa tempat seperti museum dan tempat wisata serta MAN Model (MAN I Bandung).
            Dalam penyusunan laporan studi banding ke Bandung Jawa Barat saya mendapatkan data dari brosur-brosur yang terdapat di dalam objek wisata serta mendapat  penjelasan dari pemandu wisata. Khusus untuk data tentang sekolah model (MAN I Bandung) kami mendapat data  penjelasan langsung dari pihak MAN I Bandung yang bersangkutan.
B.     Tujuan
Penulisan laporan studi banding ke Bandung Jawa Barat yang diadakan pada tanggal 23 sampai 25 Maret 2012,mempunyai tuajuan :
1.      Tujuan Umum
Penulisan laporan ini guna untuk memenuhi  syarat untuk mengikuti ujian akhir di Madrasah Aliyah Negeri Sabdodadi Bantul  tahun ajaran 2011/2012.
2.      Tujuan Khusus

a)        Untuk mempraktekan ilmu yang telah di dapat selama belajar di  Madrasah Aliayah Negeri Sabdodadi Bantul.
b)        Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang objek wisata yang dikunjung.
c)        Melaporkan hasil kunjungan yang telah kami lakukan
C.    Manfaat

1)        Agar pembaca dapat mengetahui informasi tentang objek yang dikunjungi.
2)        Menanbah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

D.    Objek wisata

a)        Studi  Banding ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung
b)        Museum Konferensi Asia Afrika
c)        Museum Geologi
d)       Gunung Takuban Prahu


BAB II
ANALISIS
A.    SEJARAH KOTA BANDUNG
Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta. Di kota yang bersejarah ini, berdiri sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool, sekarang ITB) menjadi ajang pertempuran pada masa kemerdekaan, serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955, suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.
Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh disana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner.
 Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur. Dan saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan.
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim hujan.
Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.
Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembap dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.















Pemandangan jalanan di Bandung (1908).


Kata "Bandung" berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama "Bandung" diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga atau danau. Legenda Sangkuriang merupakan legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, lalu bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir melalui sebuah gua yang bernama Sangkyang Tikoro.
Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan untuk pemukiman.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.
Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.




1)      Studi Banding ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung.
Madrasah Aliayah Negeri 1 Bandung beralamatkan di Jalan H. Alpi Cijerah Bandung Jawa Barat.
a)      Profil Sekolah.
Nama sekolah                          : Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung
Alamat                                     : Jalan H. Alpi Cijerah Bandung
Luas tanah                               : 2,6 Hektar
No. Telp.                                 : 022 6027957
Fax.                                         : 022 6027957
Tahun berdiri                           : 1978 (PGA)
Alih fungsi menjadi MA         : 1989/19990
Status                                      : Negeri
NSM                                        : 31.1.32.73.01.030
Jumlah guru                             : 79 Orang

Visi dan Misi MAN I Bandung
Visi
Terwujudnya Madrasah yang Unggul dan Populis berdasarkan iman dan taqwa

Misi
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Mewujudkan semangat keunggulan secara intensif bagi seluruh komunitas madrasah.
Mengoptimalkan MAN 1 Bandung sebagai MAN Model dan Keterampilan dalam mengembangkan pendidikan di masyarakat sehingga menjadi madrasah yang populis dan menjadi kebanggaan umat Islam
MAN I Bandung tercatat ada 20 lebih prestasi yang diraih siswa , antara lain juara tingkat Utama SLTA se-DKI dan Jawa Barat lomba logika PBB, juara I tropy Gubernur lomba menulis Esay Semusim Rampay Pusdai Jabar, juara I lomba nasyid tingat SLTA se Jawa Barat; juara I Lomba Cerdas Cermat Dai antarpesantren atau Madrasah Aliyah se Jawa Barat, juara I lomba cerdas cermat se Kota Bandung; peserta Olimpiade kimia, fisika, matematika dan juara III Olympiade Fisika antar SMA/MA se Jawa Barat.
Dan yang masih baru adalah Mohammad Ramdhan Mubarok, siswa kelas 12 IPA I menjuarai MTQ tingkat remaja se Jawa Barat yang berlangsung di Depok belum lama ini. “Berkat kejuaraannya itu maka  Walikota Bandung tahun ini memberangkatkan haji Mohammad Ramdhan,” tutur Aziz Muslim, Wakil Kepala Sekolah yang membidangi kesiswaan.
Melihat begitu banyak serta menonjol prestasi Mansaba ini, maka tak salah jika Kepala Sekolah MAN I Bandung, Kosasih Ismatullah, MPdi, ingin agar MAN I Bandung menjadi “icon” Jawa Barat. “Jadi saya berkeinginan agar MAN I Bandung ini menjadi icon di Jawa Barat,” kata Kosasih Ismatullah kepada tabloid Labbaik di ruang kerjanya, belum lama ini.
Untuk menuju kearah itu – jika dilihat dari prestasi sekolahnya – jalannya sudah tampak lapang. Makanya, pihak sekolah kini terus melakukan peningkatan dalam pembelajaran dan pendidikan. Dia mengungkapkan, dalam pendidikan itu ada input dan output. Keduanya saling berkait. Output tergantung pada proses pmbelajaran, dan proses tergantung pada inputnya.
Menurut Kosasih, dalam rangka mencapai prestasi di sekolah, semua guru sepakat ingin menjadi yang terbaik. Masalahnya adalah siapkah kerja keras untuk mencapai prestasi itu? Kalau usahanya apa adanya hasilnya juga akan apa adanya. Tapi kalau prosesnya luar biasa, komitmen penuh, maka prestasi itu akan dicapai.
“Oleh karena itu, dalam rangka mencapai prestasi tersebut, harus punya niat, harus berkomitmen penuh agar proses ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” ujar Kosasih yang baru tujuh bulan menjadi Kepala MAN I Bandung ini.
Ini tentunya sumber daya manusia (SDM) nya harus siap berdisiplin. Kosasih kemudian mencontohkan, kalau jam masuk sekolah 6.45 WIB, sesuai dengan komitmen, 15 menit sebelum masuk harus sudah ada di sekolah. Jadwal ini jangan hanya jadi simbolis saja.
Sebagai sekolah yang bercirikhas agama, madrasah memiliki mata pelajaran lebih banyak daripada sekolah umum. Karena itu waktu belajarpun memerlukan waktu cukup lama. Karena itu masuknya di majukan supaya nanti pulang sekolahnya tidak terlalu sore. Inilah salah satu konsekuensi masuk madrasah aliyah.
Sejumlah piala yang diperoleh MAN I Bandung
Sebagai bagian dari system pendidkkan nasional, tujuan pendidikan Madrasah Aliyah juga meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Di Madrasah Aliyah seperti diungkapkan Kepala MAN I ini, plusnya adalah pendidikan agama Islam.
Oleh karena itu, kurikulum MAN I Bandung menggunakan kurikulum nasional yang dikeluarkan oleh Diknas (untuk mata pelajaran umum) dan Kementerian Agama untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kemudian diperluas dengan muatan kurikulum, baik yang dikembangkan oleh pemerintah provinsi dan kota atau yang dikembangkan oleh madrasah.
Kurikulum Diknas meliputi: PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Sejarah Pendidikan Jasmani/Olahrgara dan Kesehatan, Seni Budaya, Teknologi, Informasi dan Komunikasi dan Keterampilan Bahasa Asing. Sedangkan kurikulum Kementerian Agama, adalah Quran dan Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab. Kurikulum muata lokal adalah bahasa Sunda dan pendidikan lingkungan hidup (PLH). Sementara kurikulum khas MAN I Bandung meliputi tilawah tahfidz Quran (TTQ) Dakwah, Khutbah dan pemeliharaan jenazah.
Siswa MAN I Bandung dalam sebuah diskusi
Makanya siswa-siswi MAN ini banyak yang diterima di perguruan tinggi negeri, seperti ITB, IPB, UPI, Unpad, Poltek Bandung, apalagi di UIN lebih banyak lagi. “Jadi sekali lagi, masuk Madrasah Aliyah bukan lagi pilihan kedua, tetapi merupakan pilihan pertama. Buktinya apa? Buktinya adalah masuk melalui tes seleksi dan banyak anak-anak yang tidak diterima di MAN I Bandung,” tutur Kosasih yang mantan Kepsek MAN II Bogor.
Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional
Meski MAN I Bandung yang telah memiliki segudang prestasi, namun pihaknya tak mau larut dalam kebanggaan atas prestasi yang dicapainya.  MAN I ini terus saja menggapai berbagai program untuk mencapai yang terbaik. Makanya, sejak tahun ajaran 2008 MAN I Bandung ini membuka program  RMBI (Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional). Siswa RMBI ini siswanya sudah ada yang kelas XII.
 “Saya berharap nantinya semua kelas bisa jadi RMBI. Sekarang baru ada dua kelas yaitu kelas XI dan XII. Tahun depan insya Allah kita tambah satu kelas lagi,” terang Kosasih lagi. Dia Menerangkan, untuk masuk RMBI ini nilai rata-rata harus diatas tujuh.
Di kelas RMBI pihak sekolah menyediakan kelangkapan pembelajaran berupa LCD. Pihak sekolah sendiri sebenarnya ingin setiap kelas dilengkapi dengan LCD. Baik kelar regular maupun kelas RMBI, namun karena anggaran yang belum memungkinkan jadi baru kelas yang RMBI. “Saya kepingin semua kelas disediakan LCD, tetapi karena belum mampu ya RMBI dulu,” katanya.
Kepala Madrasah menyadari betul bahwa sarana dan prasarana pembelajaran merupakan syarat mencapai kemajuan, jadi omong kosong kalau sekolah ingin maju prasarananya tidak ada. Karena hal ini merupakan sesuatu yang saling mempengaruhi.



 
Gedung MAN I Bandung






  Siswi MAN I Bandung
Sekarang ini, menurut Kosasih, MAN I Bandung mempunyai alokasi anggaran Rp. 8,7 Milyar dalam setahun. Dari anggaran itu yang paling tinggi adalah untuk penggajian guru, yang mencapai lima milyar lebih.”Kalau yang ideal anggaran madrasah untuk pertahunnya ya 10 milyar,” jawabnya saat ditanya berapa besar angka idealnya.
Selain memperoleh anggaran dari Kementerian Agama dalam bentuk DIPA, MAN I Bandung ini juga mendapat BOS (bantuan operasional sekolah) dari Pemerintah Kota Bandung.
Untuk tahun ajaran 2010 ini memperoleh bantuan sebesar Rp. 124 juta sementara pada tahun 2009 hanya Rp. 110 juta. “BOS itu untuk membantu siswa miskin yang berjumlah 212 siswa,” tutur Kosasih. (nm)

b)      Sarana dan Prasarana.
a.       Tanah dan Halaman
Tanah sepenuhnya adalah milik Negara. Luas areal seluruhnya 26.070 m2. Sekitar sekolah dikelilingi oleh pagar sepanjang 634m.

Keadaan Tanah MAN 1 Bandung
Status                                                           : Milik Negara
Luas Tanah                                       : 26.070 m2
Luas Bangunan                                            : 19.216 m2
Luas tanah jalan/taman/dl                : 5.254 m2
Luas tanah kosong                           : 1.600 m2
Pagar                                                            : 634 m

b. Gedung Sekolah
Bangunan sekolah pada umumnya pada kondisi baik. Jumlah ruang kelas untuk menunjang kegiatan belajar memadai.
• Gedung sekolah yang representatif dan lingkungan yang kondusif
• Aula/Gedung pertemuan /Olah raga Indoor
• Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) /Sanggar MGMP
• Masjid sebagai sarana pembinaan ibadah
• Asrama (kapasitas 60 orang)
• Ruang Kepala Madrasah
• Ruang Guru (4 ruang)
• Ruang Tata Usaha (2 ruang)
• Ruang Kelas (28 kelas)
• Ruang Multi Media
• Ruang Perpustakaan
• Ruang Laboratorium IPA (Fisika, Biologi, Kimia)
• Ruang Laboratorium Bahasa (2 Unit)
• Ruang Laboratorium Komputer
• Ruang UKS/Klinik Madrasah
• Ruang Osis
• Ruang Ekstrakurikuler
• Lapang Olah Raga (Basket, Voli, Tenis Meja, dan Bulutangkis Indoor)
• Kantin Sekolah
• Jaringan Internet
• Tempat Parkir yang luas

2)      Meseum Konferensi Asia afrika
Museum Konferensi Asia Afrika merupakan salah satu museum yang berada di kota Bandung. Terletak di Jl.Asia Afrika No.65. Museum ini merupakan memorabilia Konferensi Asia Afrika.
Museum ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan
Gedung Merdeka. Secara keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama, yang pertama disebut Gedung Merdeka sebagai tempat sidang utama, sedangkan yang berada di samping Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika sebagai tempat memorabilia Konferensi Asia Afrika.
Latar belakang dibangunnya museum ini adalah adanya keinginan dari para pemimpin bangsa-bangsa di
Asia dan Afrika untuk mengetahui tentang Gedung Merdeka dan sekitarnya tempat Konferensi Asia Afrika berlangsung. Hal ini membuat Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M memiliki ide untuk membangun sebuah museum. Ide tersebut disampaikannya pada forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian museum ini diresmikan pada tanggal 24 April 1980 bertepatan dengan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.

Jl. Asia Afrika No. 65
Bandung - 40111
Jawa Barat, Indonesia
Telepon           : +62 22 4233564 / 42
fax                   : +62 22 4233564
e-mail              : -
website            : www.mkaa.or.id
info                  : info@mkaa.or.id

Fasilitas:
Benda-Benda KAA
Foto KAA sebelum dan sesudah peringatan KAA
Dasa Sila Bandung
Ulas Pers
Patung tokoh-tokoh KAA
Ruang pameran tetap
Ruang aula
Audio visual
Perpustakaan

Deskripsi :
Gedung yang terletak di jalan Asia Afrika ini didirikan oleh seorang arsitek Belanda yang bernama Van Galenlast dan C.O. Wolf Shoomaker. Gedung ini menjadi sangat terkenal sejak diadakannya Konferensi Asia Afrika tahun 1955, kemudian Konferensi Mahasiswa Asia Afrika tahun 1956 dan Konferensi Islam Asia Afrika yang menyimpan naskah-naskah dan peniggalan-peniggalan Asia Afrika yang terkenal. Gedung ini dibuka untuk umum setiap harikerja dan mudah dicapai dengan menggunakan bus kota jurusan Cicaheum-Cibeureum, Museum yang menampilkan koleksi foto-foto dan barang-barang tiga dimensi yang berhubungan dengan Konferensi Asia Afrika 1955.
Sejarah Gedung
Pada saat itu bangunan ini bernama SOCITEIT CONCORDIA dipergunakan sebagai tempat rekreasi oleh sekelompok masyarakat Belanda yang berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya. Mereka adalah para pegawai perkebunan, perwira, pembesar, pengusaha, dan kalangan lain yang cukup kaya. Pada hari libur, terutama malam hari, gedung ini dipenuhi oleh mereka untuk menonton pertunjukan kesenian, makan malam.
Pada masa pendudukan Jepang gedung ini dinamakan Dai Toa Kaman dengan fungsinya sebagai pusat kebudayaan.
Pada masa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 gedung ini digunakan sebagai markas pemuda Indonesia guna menghadapi tentara Jepang yang pada waktu itu enggan menyerahkan kekuasaannya kepada Indonesia.
Setelah pemerintahan Indonesia mulai terbentuk (1946 - 1950) yang ditandai oleh adanya pemerintahan Haminte Bandung, Negara Pasundan, dan Recomba Jawa Barat, Gedung Concordia dipergunakan lagi sebagai gedung pertemuan umum. disini biasa diselenggarakan pertunjukan kesenian, pesta, restoran, dan pertemuan umum lainnya.
Dengan keputusan pemerintah Republik Indonesia (1954) yang menetapkan Kota Bandung sebagai tempat Konferensi Asia Afrika, maka Gedung Concordia terpilih sebagai tempat konferensi tersebut. Pada saat itu Gedung Concordia adalah gedung tempat pertemuan yang paling besar dan paling megah di Kota Bandung . Dan lokasi nya pun sangat strategis di tengah-tengah Kota Bandung serta dan dekat dengan hotel terbaik di kota ini, yaitu Hotel Savoy Homann dan Hotel Preanger.


Dan mulai awal tahun 1955 Gedung ini dipugar dan disesuaikan kebutuhannya sebagai tempat konferensi bertaraf International, dan pembangunannya ditangani oleh Jawatan Pekerjaan Umum Propinsi Jawa Barat yang dimpimpin oleh Ir. R. Srigati Santoso, dan pelaksana pemugarannya adalah : 1) Biro Ksatria, di bawah pimpinan R. Machdar Prawiradilaga 2) PT. Alico, di bawah pimpinan M.J. Ali 3) PT. AIA, di bawah pimpinan R.M. Madyono.
Setelah terbentuk Konstituante Republik Indonesia sebagai hasil pemilihan umum tahun 1955, Gedung Merdeka dijadikan sebagai Gedung Konstituante. Karena Konstituante dipandang gagal dalam melaksanakan tugas utamanya, yaitu menetapkan dasar negara dan undang-undang dasar negara, maka Konstituante itu dibubarkan oleh Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959. Selanjutnya, Gedung Merdeka dijadikan tempat kegiatan Badan Perancang Nasional dan kemudian menjadi Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) yang terbentuk tahun 1960. Meskipun fungsi Gedung Merdeka berubah-ubah dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan yang dialami dalam perjuangan mempertahankan, menata, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia , nama Gedung Merdeka tetap terpancang pada bagian muka gedung tersebut.
Pada tahun 1965 di Gedung Merdeka dilangsungkan Konferensi Islam Asia Afrika. Pada tahun 1971 kegiatan MPRS di Gedung Merdeka seluruhnya dialihkan ke Jakarta . Setelah meletus pemberontakan G30S/ PKI, Gedung Merdeka dikuasai oleh instansi militer dan sebagian dari gedung tersebut dijadikan sebagai tempat tahanan politik G30S/ PKI. Pada bulan Juli 1966, pemeliharaan Gedung Merdeka diserahkan oleh pemerintah pusat kepada Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat, yang selanjutnya oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat diserahkan lagi pelaksanaannya kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Bandung. Tiga tahun kemudian, tanggal 6 Juli 1968, pimpinan MPRS di Jakarta mengubah surat keputusan mengenai Gedung Merdeka (bekas Gedung MPRS) dengan ketentuan bahwa yang diserahkan adalah bangunan induknya, sedangkan bangunan-bangunan lainnya yang terletak di bagian belakang Gedung Merdeka masih tetap menjadi tanggung jawab MPRS.
Pada Maret 1980 Gedung ini kembali dipercayakan menjadi tempat peringatan Konferensi Asia Afrika yang ke-25 dan pada Puncak peringatannya diresmikan Museum Konferensi Asia Afrika oleh Soeharto Presiden Republik Indonesia – 2.

3)      Museum Geologi.
Museum Geologi terletak di Jalan Diponegoro 57, Bandung 40122,
Museum Geologi, Jawa Barat
Tel: +62-22-720-3822
Facsimile: +62-22-721-3934
Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.


Visi dan Misi Museum Geologi
VISI: Terwujudnya sumber informasi geologi (dokumentasi koleksi - warisan geologi Indonesia) yang profesional untuk masyarakat 

MISI:
Memperagakan & mengkomunikasikan koleksi museum
• Menyediakan informasi & materi edukasi geologi
• Mendokumentasikan & mengkonservasi koleksi museum
Melakukan penelitian koleksi & pengembangan museum
• Melakukan pameran museum & geologi
• Melakukan penyuluhan & sosialisasi geologi
• Melakukan kerjasama dengan instansi & sekolah
• Melakukan pengelolaan museum secara profesional
• Memberikan pelayanan jasa permuseuman
Sejarah museum Geologi            
Masa penjajahan Belanda
Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak pertengahan abad ke-17 oleh ahli geologi dari Eropa. Setelah di Eropa terjadi revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, mereka sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri. Pemerintah Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Dengan jalan itu diharapkan perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang. Maka dibentuklah Dienst van het Mijnwezen pada tahun 1850. Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi dan sumberdaya mineral. Hasil penyelidikan yang berupa contoh-contoh batuan, mineral, fosil , laporan dan peta memerlukan tempat untuk penganalisaan dan penyimpanan, sehingga pada tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung. Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch Laboratorium yang kemudian juga disebut Geologisch Museum. Gedung Geologisch Laboratorium dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir. Menalda van Schouwenburg, dan dibangun selama 11 bulan dengan 300 pekerja dan menghabiskan dana 400 Gulden, mulai pertengahan tahun 1928 sampai diresmikannya pada tanggal 16 Mei 1929. Peresmian tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Konggres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress) di Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929.

Masa penjajahan Jepang
Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda dari pasukan Jepang pada perang dunia II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw berakhir. Letjen. H. Ter Poorten (Panglima Tentara Sekutu di Hindia Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial Belanda menyerahkan kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura (Panglima Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan itu dilakukan di Kalijati, Subang. Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch Laboratorium berpindah kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO dan setahun kemudian berganti nama CHISHITSU CHOSACHO.
Pada masa pendudukan Jepang, pasukan Jepang mendidik dan melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi: PETA (Pembela Tanah Air) dan HEIHO (pasukan pembantu bala tentara Jepang pada Perang Dunia II). Laporan hasil kegiatan di masa itu tidak banyak yang ditemukan, karena banyak dokumen (termasuk laporan hasil penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan Jepang mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.
Masa Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka pada Tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh Netherlands Indiës Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia (mendarat di Tanjungpriuk, Jakarta). Di Bandung mereka berusaha menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai oleh para pegawai Indonesia. Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8 Bandung pada tanggal 12 Desember 1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang mempertahankan kantor PDTG . Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari PDTG.
Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda pun di tempat itu mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst. Di mana-mana terjadi pertempuran, maka sejak Desember 1945 sampai dengan Desember 1949, selama 4 tahun kantor PDTG terlunta-lunta pindah dari satu tempat ke tempat lain. Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen - dokumen hasil penelitian geologi sehingga harus berpindah pindah tempat dari Bandung – Tasikmalaya - Solo – Magelang - Yogyakarta, baru pada Th 1950 kembali ke Bandung.
Dalam usaha menyelamatkan dokumen - dokumen tersebut, pada tanggal 7 mei 1949, Kepala PUSAT JAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI,  Arie Frederik Lasut, diculik dan dibunuh tentara belanda dan gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem Yogyakarta.
Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari pemerintah RI, terbukti pada tahun 1960 Museum Geologi dikunjung oleh Presiden pertama RI , Ir. Soekarno. Pengelolaan Museum Geologi yang tadinya dibawah PUSAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG) berganti nama menjadi: Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan Geologi (1952-1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat
Ruangan di Museum Geologi

Lantai I

Terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur. Ruang Orientasi berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi, bilik pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan penelitian.

Sementara, Ruang Sayap Barat, dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan informasi tentang :
  • Hipotesis terjadinya bumi di dalam sistem tata surya.
  • Tatanan tektonik regional yang membentuk geologi Indonesia; diujudkan dalam bentuk maket model gerakan lempeng-lempeng kulit bumi aktif
  • Keadaan geologi sumatera,Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara serta Irian Jaya
  • Fosil fosil serta sejarah manusia menurut evolusi Darwin juga terdapat di sini
Selain maket dan panel-panel informasi, masing-masing bilik di ruangan ini juga memamerkan beragam jenis batuan (beku, sedimen, malihan) dan sumber daya mineral yang ada di setiap daerah. Dunia batuan dan mineral menempati bilik di sebelah baratnya, yang memamerkan beragam jenis batuan, mineral dan susunan kristalografi dalam bentuk panel dan peraga asli. Masih di dalam ruangan yang sama, dipamerkan kegiatan penelitian geologi Indonesia termasuk jenis-jenis peralatan/perlengkapan lapangan, sarana pemetaan dan penelitian serta hasil akhir kegiatan seperti peta (geolologi, geofisika, gunung api, geomorfologi, seismotektonik dan segalanya) dan publikasi-publikasi sebagai sarana pemasyarakan data dan informasi geologi Indonesia. Ujung ruang sayap barat adalah ruang kegunung apian, yang mempertunjukkan keadaan beberapa gunungapi aktif di Indonesia seperti : Tangkuban Perahu, Krakatau, Galunggung, Merapi dan Batu. Selain panel-panel informasi ruangan ini dilengkapi dengan maket kompleks Gunungapi Bromo-Kelut-Semeru. Beberapa contoh batuan hasil kegiatan gunung api tertata dalam lemari kaca.
Ruang Sayap Timur Ruangan yang mengambarkan sejarah pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dari primitif hingga modern, yang mendiami planet bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan. Panel-panel gambar yang menghiasi dinding ruangan diawali dengan informasi tentang keadaan bumi yang terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, dimana makhluk hidup yang paling primitiv pun belum ditemukan. Beberapa miliar tahun sesudahnya, disaat bumi sudah mulai tenang, lingkungannya mendukung perkembangan beberapa jenis tumbuhan bersel-tunggal, yang keberadaan terekam dalam bentuk fosil Reptilia bertulang-belakang berukuran besar yang hidup menguasai Masa Mesozoikum Tengah hingga Akhir (210-65 juta tahun lalu) diperagakan dalam bentuk replika fosil Tyrannosaurus Rex Osborn (Jenis kadal buas pemakan daging) yang panjangnya mencapai 19 m, tinggi 6,5 m dan berat 8 ton. Kehidupan awal di bumi yang dimulai sekitar 3 miliar tahun lalu selanjutnya berkembang dan berevolusi hingga sekarang. Jejak evolusi mamalia yang hidup pada zaman TERSIER (6,5-1,7 juta tahun lalu) dan Kuarter (1,7 juta tahun lalu hingga sekarang) di Indonesia terekam baik melalui fosil-fosil binatang menyusui (gajah, badak, kerbau, kuda nil) dan hominid yang ditemukan pada lapisan tanah di beberapa tempat khususnya di Pulau Jawa.
Kumpulan fosil tengkorak manusia-purba yang ditemukan di Indonesia (Homo erectus P. VIII) dan di beberapa tempat lainnya di dunia terkoleksi dalam bentuk replikanya. Begitu pula dengan artefak yang dipergunkan, yang mencirikan perkembangan kebudayaan-purba dari waktu ke waktu. Penampang stratigrafi sedimen Kuarter daerah Sangiran (Solo, Jawa Tengah), Trinil dan Mojokerto (Jawa Timur) yang sangat berarti dalam pengungkap sejarah dan evolusi manusia-purba diperagakan dalam bentuk panel dan maket.
Sejarah pembentukan Danau Bandung yang melegenda itu ditampilkan dalam bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular dan ikan yang ditemukan pada lapisan tanah bekas Danau Bandung serta artefak diperagakan dalam bentuk aslinya. Artefak yang terkumpul dari beberapa tempat di pinggiran Danau Bandung menunjukkan bahwa sekitar 6000 tahun lalu danau tersebut pernah dihuni oleh manusia prasejarah. Informasi lengkap tentang fosil dan sisa-sisa kehidupan masa lalu ditempatkan pada bilik tersendiri di Ruang Sejarah Kehidupan. Informasi yang disampaikan diantaranya adalah proses pembentukan fosil, termasuk batubara dan minyak bumi, selain keadaan lingkungan-purba.

Lantai II
Terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan ruang timur
Ruang barat (dipakai oleh staf museum)
Sementara ruang tengah dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia.
Ruang Tengah Berisi maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengan Irian Jaya. Tambang terbuka Gransberg yang mempunyai cadangan sekitar 1,186 miliar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3 gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang bawahtanah aktif di sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5 miliar ton. Bekas Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg yang ditutup pada tahun 1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan menjadi objek geowisata yang menarik. Beberapa contoh batuan asal Irian Jaya (Papua) tertata dan terpamer dalam lemari kaca di sekitar maket. Miniatur menara pemboran minyak dan gas bumi juga diperagakan di sini.



Ruang Timur Terbagi menjadi 7 ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan informasi tentang aspek positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di Indonesia.
  • Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau batu bagi manusia, serta panel gambar sebaran sumberdaya mineral di Indonesia.
  • Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral
  • Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-hari, baik secara tradisional maupun modern.
  • Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral dan energi
  • Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi (aspek negatif) seperti tanah longksor, letusas gunungapi dan sebagainya.
  • Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama berkaitan dengan gejala kegunungapian.
  • Ruang 7 menjelaskan tentang sumberdaya air dan pemanfaatannya, juga pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya tersebut.
4)      Gunung Tangkuban Prahu.
Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Legenda rakyat

 Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu, sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.
Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung nya di antaranya adalah di kasawan Ciater, Subang.
Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga (kawah) besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m di atas permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung sunda purba terhadap peristiwa pada saat itu.



                                                            BAB III
PERBANDINGAN
a.      Perbandingan
Perbandingan Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung dan Madrasah Aliyah Negeri Sabdodadi Bantul.
Dari segi Akademik MAN 1 Bandung lebih unggul karena mereka jam efektif senin sampai jum’at masuk jam 06.45 sampai 05.00 bahkan bila ada kelas tambahan sampai malam.Untuk hari sabtu dipakai untuk kelas kerampilan dan ada asrama yang memuat hingga 60 sisiwa.Penjurusan di MAN 1 Bandung mempunyai 4 jurusan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama.Dan hampir untuk semua pelajaran menggunakan Bahasa Inggris dan Guru Bahasa Inggris langsung dari California.
Dari segi sarana memeng tidak jauh berbeda MAN 1 Bandung dan MAN Sabodadi Bantul hanya saja tinggal bagaimana siswa memanfaatkan sarana tersebut untuk menunjang kegiatan belajar siswa.
Dari segi prestasi MAN 1 Bandung sudah mencapai tingkatan Internasional seperti pertukaran pelajar pelajar ke Swiss dan beberapa perlombaan tingkat Nasional.
Dari segi life skill ,MAN 1 Bandung sudah lebih unggul dari MAN Sabdodadi Bantul karena dari sejak awal masuk MAN 1 Bandung akan di benakan yang akan kuliah dengan yang akan kerja.Yang ingin berkuliah meraka akan diberi pembelajaran lebih guna memyiapkan merka untuk bersekolah sedangkan yang ingin bekerja mereka mendapat keterampilan yang lebih seperti Tata busana,Teknologi Informasi Jaringan dan Las.


b.      Keuntungan berkunjung di Konferensi Asia Afrika
Kita dapat mengetahui tentang proses konferensi asia afrika yang diadakaan di Bandung guna memerdekakan negara yang masih terjajah.Didalam gedung Asia Afrika terdapat bendera para peserta konferensi asia afrika dan sejarah runtutan peristiwa konferensi asia afrika.


c.       Keuntungan berkunjung di museum Geologi
Kita akan memgetahuai tentang fosil manusia purba (homo erectus),fosil hewan purba (gajah purba stegodon trigonocephalus) dan replika fosil dinosaurus karnivora terbesar dan terganas, Tyrannosaurus rex. Dan kita dapat mengetahui kapan dan bagaimana bumi kita terbentuk,sejarah kehidupan dari masa ke masa,fenomena Geologi indonesia serta hubungan geologi dengan kehidupan manusia.
d.      Keuntungan berkunjung ke Tangkuban Prahu
Berkunjung ke tangkuban Prahu selain kaita menikmati pemandangan dan hawa gunung yang indah kita juga dapat melihan kawah-kawah gunung tangkuban prahu yang masih aktif dan mengeluarkan bau belerang yang menyengat.Selin itu kita dapat menambah rasa syukur pada Allah SWT yang telah menciptakan alam sangat menajubkan.









BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN :
     Dari kegiatan studi banding ke bandung diperoleh hasil bahwa sekolah kita masih belum memenuhi keadaan sempurna maka dari itu setelah diadakannya studi banding dengan MAN I Bandung semoga sekolah kita dapat mencontoh agar bisa menjadi lebih baik dan juga dapat memenuhi visi dan misi serta agar dapat bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain, dan kunjungan kita ke obyek wisata seperti, Museum Geologi, Konfresi Asia Afrika, Gunung Tangkuban Perahu, dapat kita contoh kebersihan dari obyek wisata disana.

Daftar Pustaka:
·         Jl. Diponegoro 57, Bandung 40122, Museum Geologi, Jawa Barat - Republik Indonesia.
·         Hasil pemikiran mandiri







RIWAYAT PENULIS :
Nama                          : Dinni Annisa
Tempat/ tanggal lahir : Bantul, 10 Juni 1995
Agama                        : Islam
Pendidikan                  :
-          TK Kartini
-          SD Sabdodadi Keyongan
-          SMP Negeri 1 Bantul
-          MAN Sabdodadi
Cita-cita                       : Menjadi seorang dokter
Hobi                             : Membaca buku, mendengarkan radio, bermain internet
Motto                           : Menjadi anak yang patuh terhadap kedua orang tua dan juga sukses dunia akhirat, amin. Yang lain ada maunya saya apa adanya.










LAMPIRAN :
 

  

  
 
 
 
 
 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar  Belakang
Laporan ini saya susun guna memenuhi persyaratan untuk mememnuhi ujian akhir Madrasah Aliyah Negeri Sabdodai Bantul . Maka saya sengaja menyajikan hasil kunjungan Studi  banding ke Bandung yang diadakan pada tanggal 23 sampai 25 Maret 2012 yang mengunjungi beberapa tempat seperti museum dan tempat wisata serta MAN Model (MAN I Bandung).
            Dalam penyusunan laporan studi banding ke Bandung Jawa Barat saya mendapatkan data dari brosur-brosur yang terdapat di dalam objek wisata serta mendapat  penjelasan dari pemandu wisata. Khusus untuk data tentang sekolah model (MAN I Bandung) kami mendapat data  penjelasan langsung dari pihak MAN I Bandung yang bersangkutan.
B.     Tujuan
Penulisan laporan studi banding ke Bandung Jawa Barat yang diadakan pada tanggal 23 sampai 25 Maret 2012,mempunyai tuajuan :
1.      Tujuan Umum
Penulisan laporan ini guna untuk memenuhi  syarat untuk mengikuti ujian akhir di Madrasah Aliyah Negeri Sabdodadi Bantul  tahun ajaran 2011/2012.
2.      Tujuan Khusus

a)        Untuk mempraktekan ilmu yang telah di dapat selama belajar di  Madrasah Aliayah Negeri Sabdodadi Bantul.
b)        Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang objek wisata yang dikunjung.
c)        Melaporkan hasil kunjungan yang telah kami lakukan
C.    Manfaat

1)        Agar pembaca dapat mengetahui informasi tentang objek yang dikunjungi.
2)        Menanbah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

D.    Objek wisata

a)        Studi  Banding ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung
b)        Museum Konferensi Asia Afrika
c)        Museum Geologi
d)       Gunung Takuban Prahu


BAB II
ANALISIS
A.    SEJARAH KOTA BANDUNG
Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta. Di kota yang bersejarah ini, berdiri sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool, sekarang ITB) menjadi ajang pertempuran pada masa kemerdekaan, serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955, suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.
Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh disana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner.
 Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur. Dan saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan.
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim hujan.
Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.
Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembap dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.















Pemandangan jalanan di Bandung (1908).


Kata "Bandung" berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama "Bandung" diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga atau danau. Legenda Sangkuriang merupakan legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, lalu bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir melalui sebuah gua yang bernama Sangkyang Tikoro.
Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan untuk pemukiman.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.
Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.




1)      Studi Banding ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung.
Madrasah Aliayah Negeri 1 Bandung beralamatkan di Jalan H. Alpi Cijerah Bandung Jawa Barat.
a)      Profil Sekolah.
Nama sekolah                          : Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung
Alamat                                     : Jalan H. Alpi Cijerah Bandung
Luas tanah                               : 2,6 Hektar
No. Telp.                                 : 022 6027957
Fax.                                         : 022 6027957
Tahun berdiri                           : 1978 (PGA)
Alih fungsi menjadi MA         : 1989/19990
Status                                      : Negeri
NSM                                        : 31.1.32.73.01.030
Jumlah guru                             : 79 Orang

Visi dan Misi MAN I Bandung
Visi
Terwujudnya Madrasah yang Unggul dan Populis berdasarkan iman dan taqwa

Misi
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Mewujudkan semangat keunggulan secara intensif bagi seluruh komunitas madrasah.
Mengoptimalkan MAN 1 Bandung sebagai MAN Model dan Keterampilan dalam mengembangkan pendidikan di masyarakat sehingga menjadi madrasah yang populis dan menjadi kebanggaan umat Islam
MAN I Bandung tercatat ada 20 lebih prestasi yang diraih siswa , antara lain juara tingkat Utama SLTA se-DKI dan Jawa Barat lomba logika PBB, juara I tropy Gubernur lomba menulis Esay Semusim Rampay Pusdai Jabar, juara I lomba nasyid tingat SLTA se Jawa Barat; juara I Lomba Cerdas Cermat Dai antarpesantren atau Madrasah Aliyah se Jawa Barat, juara I lomba cerdas cermat se Kota Bandung; peserta Olimpiade kimia, fisika, matematika dan juara III Olympiade Fisika antar SMA/MA se Jawa Barat.
Dan yang masih baru adalah Mohammad Ramdhan Mubarok, siswa kelas 12 IPA I menjuarai MTQ tingkat remaja se Jawa Barat yang berlangsung di Depok belum lama ini. “Berkat kejuaraannya itu maka  Walikota Bandung tahun ini memberangkatkan haji Mohammad Ramdhan,” tutur Aziz Muslim, Wakil Kepala Sekolah yang membidangi kesiswaan.
Melihat begitu banyak serta menonjol prestasi Mansaba ini, maka tak salah jika Kepala Sekolah MAN I Bandung, Kosasih Ismatullah, MPdi, ingin agar MAN I Bandung menjadi “icon” Jawa Barat. “Jadi saya berkeinginan agar MAN I Bandung ini menjadi icon di Jawa Barat,” kata Kosasih Ismatullah kepada tabloid Labbaik di ruang kerjanya, belum lama ini.
Untuk menuju kearah itu – jika dilihat dari prestasi sekolahnya – jalannya sudah tampak lapang. Makanya, pihak sekolah kini terus melakukan peningkatan dalam pembelajaran dan pendidikan. Dia mengungkapkan, dalam pendidikan itu ada input dan output. Keduanya saling berkait. Output tergantung pada proses pmbelajaran, dan proses tergantung pada inputnya.
Menurut Kosasih, dalam rangka mencapai prestasi di sekolah, semua guru sepakat ingin menjadi yang terbaik. Masalahnya adalah siapkah kerja keras untuk mencapai prestasi itu? Kalau usahanya apa adanya hasilnya juga akan apa adanya. Tapi kalau prosesnya luar biasa, komitmen penuh, maka prestasi itu akan dicapai.
“Oleh karena itu, dalam rangka mencapai prestasi tersebut, harus punya niat, harus berkomitmen penuh agar proses ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” ujar Kosasih yang baru tujuh bulan menjadi Kepala MAN I Bandung ini.
Ini tentunya sumber daya manusia (SDM) nya harus siap berdisiplin. Kosasih kemudian mencontohkan, kalau jam masuk sekolah 6.45 WIB, sesuai dengan komitmen, 15 menit sebelum masuk harus sudah ada di sekolah. Jadwal ini jangan hanya jadi simbolis saja.
Sebagai sekolah yang bercirikhas agama, madrasah memiliki mata pelajaran lebih banyak daripada sekolah umum. Karena itu waktu belajarpun memerlukan waktu cukup lama. Karena itu masuknya di majukan supaya nanti pulang sekolahnya tidak terlalu sore. Inilah salah satu konsekuensi masuk madrasah aliyah.
Sejumlah piala yang diperoleh MAN I Bandung
Sebagai bagian dari system pendidkkan nasional, tujuan pendidikan Madrasah Aliyah juga meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Di Madrasah Aliyah seperti diungkapkan Kepala MAN I ini, plusnya adalah pendidikan agama Islam.
Oleh karena itu, kurikulum MAN I Bandung menggunakan kurikulum nasional yang dikeluarkan oleh Diknas (untuk mata pelajaran umum) dan Kementerian Agama untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kemudian diperluas dengan muatan kurikulum, baik yang dikembangkan oleh pemerintah provinsi dan kota atau yang dikembangkan oleh madrasah.
Kurikulum Diknas meliputi: PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Sejarah Pendidikan Jasmani/Olahrgara dan Kesehatan, Seni Budaya, Teknologi, Informasi dan Komunikasi dan Keterampilan Bahasa Asing. Sedangkan kurikulum Kementerian Agama, adalah Quran dan Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab. Kurikulum muata lokal adalah bahasa Sunda dan pendidikan lingkungan hidup (PLH). Sementara kurikulum khas MAN I Bandung meliputi tilawah tahfidz Quran (TTQ) Dakwah, Khutbah dan pemeliharaan jenazah.
Siswa MAN I Bandung dalam sebuah diskusi
Makanya siswa-siswi MAN ini banyak yang diterima di perguruan tinggi negeri, seperti ITB, IPB, UPI, Unpad, Poltek Bandung, apalagi di UIN lebih banyak lagi. “Jadi sekali lagi, masuk Madrasah Aliyah bukan lagi pilihan kedua, tetapi merupakan pilihan pertama. Buktinya apa? Buktinya adalah masuk melalui tes seleksi dan banyak anak-anak yang tidak diterima di MAN I Bandung,” tutur Kosasih yang mantan Kepsek MAN II Bogor.
Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional
Meski MAN I Bandung yang telah memiliki segudang prestasi, namun pihaknya tak mau larut dalam kebanggaan atas prestasi yang dicapainya.  MAN I ini terus saja menggapai berbagai program untuk mencapai yang terbaik. Makanya, sejak tahun ajaran 2008 MAN I Bandung ini membuka program  RMBI (Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional). Siswa RMBI ini siswanya sudah ada yang kelas XII.
 “Saya berharap nantinya semua kelas bisa jadi RMBI. Sekarang baru ada dua kelas yaitu kelas XI dan XII. Tahun depan insya Allah kita tambah satu kelas lagi,” terang Kosasih lagi. Dia Menerangkan, untuk masuk RMBI ini nilai rata-rata harus diatas tujuh.
Di kelas RMBI pihak sekolah menyediakan kelangkapan pembelajaran berupa LCD. Pihak sekolah sendiri sebenarnya ingin setiap kelas dilengkapi dengan LCD. Baik kelar regular maupun kelas RMBI, namun karena anggaran yang belum memungkinkan jadi baru kelas yang RMBI. “Saya kepingin semua kelas disediakan LCD, tetapi karena belum mampu ya RMBI dulu,” katanya.
Kepala Madrasah menyadari betul bahwa sarana dan prasarana pembelajaran merupakan syarat mencapai kemajuan, jadi omong kosong kalau sekolah ingin maju prasarananya tidak ada. Karena hal ini merupakan sesuatu yang saling mempengaruhi.



 
Gedung MAN I Bandung






  Siswi MAN I Bandung
Sekarang ini, menurut Kosasih, MAN I Bandung mempunyai alokasi anggaran Rp. 8,7 Milyar dalam setahun. Dari anggaran itu yang paling tinggi adalah untuk penggajian guru, yang mencapai lima milyar lebih.”Kalau yang ideal anggaran madrasah untuk pertahunnya ya 10 milyar,” jawabnya saat ditanya berapa besar angka idealnya.
Selain memperoleh anggaran dari Kementerian Agama dalam bentuk DIPA, MAN I Bandung ini juga mendapat BOS (bantuan operasional sekolah) dari Pemerintah Kota Bandung.
Untuk tahun ajaran 2010 ini memperoleh bantuan sebesar Rp. 124 juta sementara pada tahun 2009 hanya Rp. 110 juta. “BOS itu untuk membantu siswa miskin yang berjumlah 212 siswa,” tutur Kosasih. (nm)

b)      Sarana dan Prasarana.
a.       Tanah dan Halaman
Tanah sepenuhnya adalah milik Negara. Luas areal seluruhnya 26.070 m2. Sekitar sekolah dikelilingi oleh pagar sepanjang 634m.

Keadaan Tanah MAN 1 Bandung
Status                                                           : Milik Negara
Luas Tanah                                       : 26.070 m2
Luas Bangunan                                            : 19.216 m2
Luas tanah jalan/taman/dl                : 5.254 m2
Luas tanah kosong                           : 1.600 m2
Pagar                                                            : 634 m

b. Gedung Sekolah
Bangunan sekolah pada umumnya pada kondisi baik. Jumlah ruang kelas untuk menunjang kegiatan belajar memadai.
• Gedung sekolah yang representatif dan lingkungan yang kondusif
• Aula/Gedung pertemuan /Olah raga Indoor
• Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) /Sanggar MGMP
• Masjid sebagai sarana pembinaan ibadah
• Asrama (kapasitas 60 orang)
• Ruang Kepala Madrasah
• Ruang Guru (4 ruang)
• Ruang Tata Usaha (2 ruang)
• Ruang Kelas (28 kelas)
• Ruang Multi Media
• Ruang Perpustakaan
• Ruang Laboratorium IPA (Fisika, Biologi, Kimia)
• Ruang Laboratorium Bahasa (2 Unit)
• Ruang Laboratorium Komputer
• Ruang UKS/Klinik Madrasah
• Ruang Osis
• Ruang Ekstrakurikuler
• Lapang Olah Raga (Basket, Voli, Tenis Meja, dan Bulutangkis Indoor)
• Kantin Sekolah
• Jaringan Internet
• Tempat Parkir yang luas

2)      Meseum Konferensi Asia afrika
Museum Konferensi Asia Afrika merupakan salah satu museum yang berada di kota Bandung. Terletak di Jl.Asia Afrika No.65. Museum ini merupakan memorabilia Konferensi Asia Afrika.
Museum ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan
Gedung Merdeka. Secara keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama, yang pertama disebut Gedung Merdeka sebagai tempat sidang utama, sedangkan yang berada di samping Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika sebagai tempat memorabilia Konferensi Asia Afrika.
Latar belakang dibangunnya museum ini adalah adanya keinginan dari para pemimpin bangsa-bangsa di
Asia dan Afrika untuk mengetahui tentang Gedung Merdeka dan sekitarnya tempat Konferensi Asia Afrika berlangsung. Hal ini membuat Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M memiliki ide untuk membangun sebuah museum. Ide tersebut disampaikannya pada forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian museum ini diresmikan pada tanggal 24 April 1980 bertepatan dengan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.

Jl. Asia Afrika No. 65
Bandung - 40111
Jawa Barat, Indonesia
Telepon           : +62 22 4233564 / 42
fax                   : +62 22 4233564
e-mail              : -
website            : www.mkaa.or.id
info                  : info@mkaa.or.id

Fasilitas:
Benda-Benda KAA
Foto KAA sebelum dan sesudah peringatan KAA
Dasa Sila Bandung
Ulas Pers
Patung tokoh-tokoh KAA
Ruang pameran tetap
Ruang aula
Audio visual
Perpustakaan

Deskripsi :
Gedung yang terletak di jalan Asia Afrika ini didirikan oleh seorang arsitek Belanda yang bernama Van Galenlast dan C.O. Wolf Shoomaker. Gedung ini menjadi sangat terkenal sejak diadakannya Konferensi Asia Afrika tahun 1955, kemudian Konferensi Mahasiswa Asia Afrika tahun 1956 dan Konferensi Islam Asia Afrika yang menyimpan naskah-naskah dan peniggalan-peniggalan Asia Afrika yang terkenal. Gedung ini dibuka untuk umum setiap harikerja dan mudah dicapai dengan menggunakan bus kota jurusan Cicaheum-Cibeureum, Museum yang menampilkan koleksi foto-foto dan barang-barang tiga dimensi yang berhubungan dengan Konferensi Asia Afrika 1955.
Sejarah Gedung
Pada saat itu bangunan ini bernama SOCITEIT CONCORDIA dipergunakan sebagai tempat rekreasi oleh sekelompok masyarakat Belanda yang berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya. Mereka adalah para pegawai perkebunan, perwira, pembesar, pengusaha, dan kalangan lain yang cukup kaya. Pada hari libur, terutama malam hari, gedung ini dipenuhi oleh mereka untuk menonton pertunjukan kesenian, makan malam.
Pada masa pendudukan Jepang gedung ini dinamakan Dai Toa Kaman dengan fungsinya sebagai pusat kebudayaan.
Pada masa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 gedung ini digunakan sebagai markas pemuda Indonesia guna menghadapi tentara Jepang yang pada waktu itu enggan menyerahkan kekuasaannya kepada Indonesia.
Setelah pemerintahan Indonesia mulai terbentuk (1946 - 1950) yang ditandai oleh adanya pemerintahan Haminte Bandung, Negara Pasundan, dan Recomba Jawa Barat, Gedung Concordia dipergunakan lagi sebagai gedung pertemuan umum. disini biasa diselenggarakan pertunjukan kesenian, pesta, restoran, dan pertemuan umum lainnya.
Dengan keputusan pemerintah Republik Indonesia (1954) yang menetapkan Kota Bandung sebagai tempat Konferensi Asia Afrika, maka Gedung Concordia terpilih sebagai tempat konferensi tersebut. Pada saat itu Gedung Concordia adalah gedung tempat pertemuan yang paling besar dan paling megah di Kota Bandung . Dan lokasi nya pun sangat strategis di tengah-tengah Kota Bandung serta dan dekat dengan hotel terbaik di kota ini, yaitu Hotel Savoy Homann dan Hotel Preanger.


Dan mulai awal tahun 1955 Gedung ini dipugar dan disesuaikan kebutuhannya sebagai tempat konferensi bertaraf International, dan pembangunannya ditangani oleh Jawatan Pekerjaan Umum Propinsi Jawa Barat yang dimpimpin oleh Ir. R. Srigati Santoso, dan pelaksana pemugarannya adalah : 1) Biro Ksatria, di bawah pimpinan R. Machdar Prawiradilaga 2) PT. Alico, di bawah pimpinan M.J. Ali 3) PT. AIA, di bawah pimpinan R.M. Madyono.
Setelah terbentuk Konstituante Republik Indonesia sebagai hasil pemilihan umum tahun 1955, Gedung Merdeka dijadikan sebagai Gedung Konstituante. Karena Konstituante dipandang gagal dalam melaksanakan tugas utamanya, yaitu menetapkan dasar negara dan undang-undang dasar negara, maka Konstituante itu dibubarkan oleh Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959. Selanjutnya, Gedung Merdeka dijadikan tempat kegiatan Badan Perancang Nasional dan kemudian menjadi Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) yang terbentuk tahun 1960. Meskipun fungsi Gedung Merdeka berubah-ubah dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan yang dialami dalam perjuangan mempertahankan, menata, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia , nama Gedung Merdeka tetap terpancang pada bagian muka gedung tersebut.
Pada tahun 1965 di Gedung Merdeka dilangsungkan Konferensi Islam Asia Afrika. Pada tahun 1971 kegiatan MPRS di Gedung Merdeka seluruhnya dialihkan ke Jakarta . Setelah meletus pemberontakan G30S/ PKI, Gedung Merdeka dikuasai oleh instansi militer dan sebagian dari gedung tersebut dijadikan sebagai tempat tahanan politik G30S/ PKI. Pada bulan Juli 1966, pemeliharaan Gedung Merdeka diserahkan oleh pemerintah pusat kepada Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat, yang selanjutnya oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat diserahkan lagi pelaksanaannya kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Bandung. Tiga tahun kemudian, tanggal 6 Juli 1968, pimpinan MPRS di Jakarta mengubah surat keputusan mengenai Gedung Merdeka (bekas Gedung MPRS) dengan ketentuan bahwa yang diserahkan adalah bangunan induknya, sedangkan bangunan-bangunan lainnya yang terletak di bagian belakang Gedung Merdeka masih tetap menjadi tanggung jawab MPRS.
Pada Maret 1980 Gedung ini kembali dipercayakan menjadi tempat peringatan Konferensi Asia Afrika yang ke-25 dan pada Puncak peringatannya diresmikan Museum Konferensi Asia Afrika oleh Soeharto Presiden Republik Indonesia – 2.

3)      Museum Geologi.
Museum Geologi terletak di Jalan Diponegoro 57, Bandung 40122,
Museum Geologi, Jawa Barat
Tel: +62-22-720-3822
Facsimile: +62-22-721-3934
Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.


Visi dan Misi Museum Geologi
VISI: Terwujudnya sumber informasi geologi (dokumentasi koleksi - warisan geologi Indonesia) yang profesional untuk masyarakat 

MISI:
Memperagakan & mengkomunikasikan koleksi museum
• Menyediakan informasi & materi edukasi geologi
• Mendokumentasikan & mengkonservasi koleksi museum
Melakukan penelitian koleksi & pengembangan museum
• Melakukan pameran museum & geologi
• Melakukan penyuluhan & sosialisasi geologi
• Melakukan kerjasama dengan instansi & sekolah
• Melakukan pengelolaan museum secara profesional
• Memberikan pelayanan jasa permuseuman
Sejarah museum Geologi            
Masa penjajahan Belanda
Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak pertengahan abad ke-17 oleh ahli geologi dari Eropa. Setelah di Eropa terjadi revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, mereka sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri. Pemerintah Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Dengan jalan itu diharapkan perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang. Maka dibentuklah Dienst van het Mijnwezen pada tahun 1850. Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi dan sumberdaya mineral. Hasil penyelidikan yang berupa contoh-contoh batuan, mineral, fosil , laporan dan peta memerlukan tempat untuk penganalisaan dan penyimpanan, sehingga pada tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung. Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch Laboratorium yang kemudian juga disebut Geologisch Museum. Gedung Geologisch Laboratorium dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir. Menalda van Schouwenburg, dan dibangun selama 11 bulan dengan 300 pekerja dan menghabiskan dana 400 Gulden, mulai pertengahan tahun 1928 sampai diresmikannya pada tanggal 16 Mei 1929. Peresmian tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Konggres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress) di Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929.

Masa penjajahan Jepang
Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda dari pasukan Jepang pada perang dunia II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw berakhir. Letjen. H. Ter Poorten (Panglima Tentara Sekutu di Hindia Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial Belanda menyerahkan kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura (Panglima Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan itu dilakukan di Kalijati, Subang. Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch Laboratorium berpindah kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO dan setahun kemudian berganti nama CHISHITSU CHOSACHO.
Pada masa pendudukan Jepang, pasukan Jepang mendidik dan melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi: PETA (Pembela Tanah Air) dan HEIHO (pasukan pembantu bala tentara Jepang pada Perang Dunia II). Laporan hasil kegiatan di masa itu tidak banyak yang ditemukan, karena banyak dokumen (termasuk laporan hasil penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan Jepang mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.
Masa Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka pada Tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh Netherlands Indiës Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia (mendarat di Tanjungpriuk, Jakarta). Di Bandung mereka berusaha menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai oleh para pegawai Indonesia. Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8 Bandung pada tanggal 12 Desember 1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang mempertahankan kantor PDTG . Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari PDTG.
Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda pun di tempat itu mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst. Di mana-mana terjadi pertempuran, maka sejak Desember 1945 sampai dengan Desember 1949, selama 4 tahun kantor PDTG terlunta-lunta pindah dari satu tempat ke tempat lain. Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen - dokumen hasil penelitian geologi sehingga harus berpindah pindah tempat dari Bandung – Tasikmalaya - Solo – Magelang - Yogyakarta, baru pada Th 1950 kembali ke Bandung.
Dalam usaha menyelamatkan dokumen - dokumen tersebut, pada tanggal 7 mei 1949, Kepala PUSAT JAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI,  Arie Frederik Lasut, diculik dan dibunuh tentara belanda dan gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem Yogyakarta.
Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari pemerintah RI, terbukti pada tahun 1960 Museum Geologi dikunjung oleh Presiden pertama RI , Ir. Soekarno. Pengelolaan Museum Geologi yang tadinya dibawah PUSAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG) berganti nama menjadi: Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan Geologi (1952-1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat
Ruangan di Museum Geologi

Lantai I

Terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur. Ruang Orientasi berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi, bilik pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan penelitian.

Sementara, Ruang Sayap Barat, dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan informasi tentang :
  • Hipotesis terjadinya bumi di dalam sistem tata surya.
  • Tatanan tektonik regional yang membentuk geologi Indonesia; diujudkan dalam bentuk maket model gerakan lempeng-lempeng kulit bumi aktif
  • Keadaan geologi sumatera,Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara serta Irian Jaya
  • Fosil fosil serta sejarah manusia menurut evolusi Darwin juga terdapat di sini
Selain maket dan panel-panel informasi, masing-masing bilik di ruangan ini juga memamerkan beragam jenis batuan (beku, sedimen, malihan) dan sumber daya mineral yang ada di setiap daerah. Dunia batuan dan mineral menempati bilik di sebelah baratnya, yang memamerkan beragam jenis batuan, mineral dan susunan kristalografi dalam bentuk panel dan peraga asli. Masih di dalam ruangan yang sama, dipamerkan kegiatan penelitian geologi Indonesia termasuk jenis-jenis peralatan/perlengkapan lapangan, sarana pemetaan dan penelitian serta hasil akhir kegiatan seperti peta (geolologi, geofisika, gunung api, geomorfologi, seismotektonik dan segalanya) dan publikasi-publikasi sebagai sarana pemasyarakan data dan informasi geologi Indonesia. Ujung ruang sayap barat adalah ruang kegunung apian, yang mempertunjukkan keadaan beberapa gunungapi aktif di Indonesia seperti : Tangkuban Perahu, Krakatau, Galunggung, Merapi dan Batu. Selain panel-panel informasi ruangan ini dilengkapi dengan maket kompleks Gunungapi Bromo-Kelut-Semeru. Beberapa contoh batuan hasil kegiatan gunung api tertata dalam lemari kaca.
Ruang Sayap Timur Ruangan yang mengambarkan sejarah pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dari primitif hingga modern, yang mendiami planet bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan. Panel-panel gambar yang menghiasi dinding ruangan diawali dengan informasi tentang keadaan bumi yang terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, dimana makhluk hidup yang paling primitiv pun belum ditemukan. Beberapa miliar tahun sesudahnya, disaat bumi sudah mulai tenang, lingkungannya mendukung perkembangan beberapa jenis tumbuhan bersel-tunggal, yang keberadaan terekam dalam bentuk fosil Reptilia bertulang-belakang berukuran besar yang hidup menguasai Masa Mesozoikum Tengah hingga Akhir (210-65 juta tahun lalu) diperagakan dalam bentuk replika fosil Tyrannosaurus Rex Osborn (Jenis kadal buas pemakan daging) yang panjangnya mencapai 19 m, tinggi 6,5 m dan berat 8 ton. Kehidupan awal di bumi yang dimulai sekitar 3 miliar tahun lalu selanjutnya berkembang dan berevolusi hingga sekarang. Jejak evolusi mamalia yang hidup pada zaman TERSIER (6,5-1,7 juta tahun lalu) dan Kuarter (1,7 juta tahun lalu hingga sekarang) di Indonesia terekam baik melalui fosil-fosil binatang menyusui (gajah, badak, kerbau, kuda nil) dan hominid yang ditemukan pada lapisan tanah di beberapa tempat khususnya di Pulau Jawa.
Kumpulan fosil tengkorak manusia-purba yang ditemukan di Indonesia (Homo erectus P. VIII) dan di beberapa tempat lainnya di dunia terkoleksi dalam bentuk replikanya. Begitu pula dengan artefak yang dipergunkan, yang mencirikan perkembangan kebudayaan-purba dari waktu ke waktu. Penampang stratigrafi sedimen Kuarter daerah Sangiran (Solo, Jawa Tengah), Trinil dan Mojokerto (Jawa Timur) yang sangat berarti dalam pengungkap sejarah dan evolusi manusia-purba diperagakan dalam bentuk panel dan maket.
Sejarah pembentukan Danau Bandung yang melegenda itu ditampilkan dalam bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular dan ikan yang ditemukan pada lapisan tanah bekas Danau Bandung serta artefak diperagakan dalam bentuk aslinya. Artefak yang terkumpul dari beberapa tempat di pinggiran Danau Bandung menunjukkan bahwa sekitar 6000 tahun lalu danau tersebut pernah dihuni oleh manusia prasejarah. Informasi lengkap tentang fosil dan sisa-sisa kehidupan masa lalu ditempatkan pada bilik tersendiri di Ruang Sejarah Kehidupan. Informasi yang disampaikan diantaranya adalah proses pembentukan fosil, termasuk batubara dan minyak bumi, selain keadaan lingkungan-purba.

Lantai II
Terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan ruang timur
Ruang barat (dipakai oleh staf museum)
Sementara ruang tengah dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia.
Ruang Tengah Berisi maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengan Irian Jaya. Tambang terbuka Gransberg yang mempunyai cadangan sekitar 1,186 miliar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3 gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang bawahtanah aktif di sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5 miliar ton. Bekas Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg yang ditutup pada tahun 1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan menjadi objek geowisata yang menarik. Beberapa contoh batuan asal Irian Jaya (Papua) tertata dan terpamer dalam lemari kaca di sekitar maket. Miniatur menara pemboran minyak dan gas bumi juga diperagakan di sini.



Ruang Timur Terbagi menjadi 7 ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan informasi tentang aspek positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di Indonesia.
  • Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau batu bagi manusia, serta panel gambar sebaran sumberdaya mineral di Indonesia.
  • Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral
  • Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-hari, baik secara tradisional maupun modern.
  • Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral dan energi
  • Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi (aspek negatif) seperti tanah longksor, letusas gunungapi dan sebagainya.
  • Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama berkaitan dengan gejala kegunungapian.
  • Ruang 7 menjelaskan tentang sumberdaya air dan pemanfaatannya, juga pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya tersebut.
4)      Gunung Tangkuban Prahu.
Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Legenda rakyat

 Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu, sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.
Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung nya di antaranya adalah di kasawan Ciater, Subang.
Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga (kawah) besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m di atas permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung sunda purba terhadap peristiwa pada saat itu.



                                                            BAB III
PERBANDINGAN
a.      Perbandingan
Perbandingan Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung dan Madrasah Aliyah Negeri Sabdodadi Bantul.
Dari segi Akademik MAN 1 Bandung lebih unggul karena mereka jam efektif senin sampai jum’at masuk jam 06.45 sampai 05.00 bahkan bila ada kelas tambahan sampai malam.Untuk hari sabtu dipakai untuk kelas kerampilan dan ada asrama yang memuat hingga 60 sisiwa.Penjurusan di MAN 1 Bandung mempunyai 4 jurusan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama.Dan hampir untuk semua pelajaran menggunakan Bahasa Inggris dan Guru Bahasa Inggris langsung dari California.
Dari segi sarana memeng tidak jauh berbeda MAN 1 Bandung dan MAN Sabodadi Bantul hanya saja tinggal bagaimana siswa memanfaatkan sarana tersebut untuk menunjang kegiatan belajar siswa.
Dari segi prestasi MAN 1 Bandung sudah mencapai tingkatan Internasional seperti pertukaran pelajar pelajar ke Swiss dan beberapa perlombaan tingkat Nasional.
Dari segi life skill ,MAN 1 Bandung sudah lebih unggul dari MAN Sabdodadi Bantul karena dari sejak awal masuk MAN 1 Bandung akan di benakan yang akan kuliah dengan yang akan kerja.Yang ingin berkuliah meraka akan diberi pembelajaran lebih guna memyiapkan merka untuk bersekolah sedangkan yang ingin bekerja mereka mendapat keterampilan yang lebih seperti Tata busana,Teknologi Informasi Jaringan dan Las.


b.      Keuntungan berkunjung di Konferensi Asia Afrika
Kita dapat mengetahui tentang proses konferensi asia afrika yang diadakaan di Bandung guna memerdekakan negara yang masih terjajah.Didalam gedung Asia Afrika terdapat bendera para peserta konferensi asia afrika dan sejarah runtutan peristiwa konferensi asia afrika.


c.       Keuntungan berkunjung di museum Geologi
Kita akan memgetahuai tentang fosil manusia purba (homo erectus),fosil hewan purba (gajah purba stegodon trigonocephalus) dan replika fosil dinosaurus karnivora terbesar dan terganas, Tyrannosaurus rex. Dan kita dapat mengetahui kapan dan bagaimana bumi kita terbentuk,sejarah kehidupan dari masa ke masa,fenomena Geologi indonesia serta hubungan geologi dengan kehidupan manusia.
d.      Keuntungan berkunjung ke Tangkuban Prahu
Berkunjung ke tangkuban Prahu selain kaita menikmati pemandangan dan hawa gunung yang indah kita juga dapat melihan kawah-kawah gunung tangkuban prahu yang masih aktif dan mengeluarkan bau belerang yang menyengat.Selin itu kita dapat menambah rasa syukur pada Allah SWT yang telah menciptakan alam sangat menajubkan.









BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN :
     Dari kegiatan studi banding ke bandung diperoleh hasil bahwa sekolah kita masih belum memenuhi keadaan sempurna maka dari itu setelah diadakannya studi banding dengan MAN I Bandung semoga sekolah kita dapat mencontoh agar bisa menjadi lebih baik dan juga dapat memenuhi visi dan misi serta agar dapat bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain, dan kunjungan kita ke obyek wisata seperti, Museum Geologi, Konfresi Asia Afrika, Gunung Tangkuban Perahu, dapat kita contoh kebersihan dari obyek wisata disana.

Daftar Pustaka:
·         Jl. Diponegoro 57, Bandung 40122, Museum Geologi, Jawa Barat - Republik Indonesia.
·         Hasil pemikiran mandiri







RIWAYAT PENULIS :
Nama                          : Dinni Annisa
Tempat/ tanggal lahir : Bantul, 10 Juni 1995
Agama                        : Islam
Pendidikan                  :
-          TK Kartini
-          SD Sabdodadi Keyongan
-          SMP Negeri 1 Bantul
-          MAN Sabdodadi
Cita-cita                       : Menjadi seorang dokter
Hobi                             : Membaca buku, mendengarkan radio, bermain internet
Motto                           : Menjadi anak yang patuh terhadap kedua orang tua dan juga sukses dunia akhirat, amin. Yang lain ada maunya saya apa adanya.










LAMPIRAN :
 

  

  
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar